PENELITIAN TINDAKAN KELAS
(PTK)
PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI FIQIH MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING SISWA KELAS VII B DI SMPMUHAMMADIYAH 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2023/2024
Oleh :
KURNIA WIDIASIH, S.Pd.I MAHASISWI PPG DALJAB GELOMBANG KE-1
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atas narna saudara:
Nama : Kurnia Widiasih, S.Pd.I
NIM 224110408354
Jurusan : PPG/ PAI (Pendidikan Agama Islam)
Judul : Peningkatan Prestasi Belajar PAI Dan Budi Pekerti Materi Fiqih Melalui Pembelajaran Inquiry Learning Siswa Kelas Vii B Di Smp Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun Pelajaran 2023/2024.
Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji dalam ujian kinerja.
Purwokerto, Agustus 2023 Dekan FTIK UIN Prof K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto Koordinator Prodi PPG
Prof. Dr. H. Suwito, M.Ag. Sony Susandra, M.Ag
NIP. NIP.
Mengetahui,
Rektor UIN Prof. K.H Saifuddin Zuhri Purwokerto
Prof. Dr. H. Moh. Roqib, M.Ag
NIP.
ABSTRAK
Kurnia Widiasih,S.Pd.I. Peningkatan Prestasi Belajar PAI Dan Budi Pekerti Materi Fiqih Melalui Pembelajaran Inquiry Learning Siswa Kelas VIIB Di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun Pelajaran 2023/2024.
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini bertujuan untuk Meningkatan Prestasi Belajar Mata Pelajaran Fiqih melalui Pembelajaran Inquiry Siswa Kelas VIIB Di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun Pelajaran 2023/2024.
Jenis penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi dan teknik tes. Analisis data dilakukan dengan menggunakan statistik deskriktif yaitu menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa : Pada siklus I sejumlah 18 siswa sudah melampaui KKTP 69,23% dengan nilai rata- rata hasil yang diperoleh sebesar 81,23 dan pada siklus II meningkat 24 siswa atau 92,30 % dengan nilai rata-rata sebesar 84,88. Penerapan pembelajaran inquiry dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, ini terlihat dari antusias siswa belajar, keaktifan siswa dalam mencari masalah dan proses sosialisasi diantara siswa-siswi berjalan dengan lancar.
Kata Kunci : Prestasi, Pelajaran Fiqih, Inquiry
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis bisa dapat menyelesaikan PTK ini dengan judul “Peningkatan Prestasi Belajar PAI Dan Budi Pekerti Materi Fiqih Melalui Pembelajaran Inquiry Learning Siswa Kelas VII B Di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun Pelajaran 2023/2024”
Penulisan Laporan PTK ini bertujuan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Pendidikan Profesi Guru (PPG) Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negri Prof.KH.Saifuddin Zuhri Purwokerto tahun 2023.
Penulisan Laporan Penelitian Tindakan kelas ini dapat berjalan lancar berkat bimbingan dorongan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini peneliti mengucapkan terimakasih dan penghargaan sebesar-besarnya kepada:
- Allah Subhanahu Wata’ala sang perencana terbaik , Maha pengabul do’a-doa .Yaa Rabb tambahkanlah ilmuku dan berikanlah padaku pemahaman yang
- Bapak dan Ibuku , Terimakasih atas do’a serta dukungan dalam setiap
langkahku.
- Suamiku tercinta ( Juasep Awali), terimakasih atas dukungan dan
- Putra- putriku ( Jasmine, Khalif dan Namira) kalian adalah sumber kekuatan bagi Tumbuhlah menjadi generasi yang sholih-sholihah.
- Kakakku, adikku dan semua keponakan tercinta, kalian adalah sumber
- Bapak, ibu dosen dan guru Pamong PPG DALJAB Batch 1 UIN SAIZU Purwokerto yang tidak dapat penulis ucapkan satu persatu atas kebaikan dan ilmu yang diberikan kepada
- Bapak Sugeng,S.Ag,M.Pd Kepala Sekolah SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto terimasih atas ilmu dan kesempatannya.
- Teman-teman PPG PAI 3-1-7 Kalian luar
- dan semua pihak yang telah membantu penulis demi kelancaran penyusunan skripsi ini yang tidak sempat disebutkan namanya satu persatu semoga bantuan dan dukungannya mendapat balasan dari
Penulis menyadari betul bahwa apa yang disajikan dalam PTK ini masih terdapat banyak kekurangan, baik menyangkut isi maupun
penulisan. Penulis telah berusaha untuk menjadikan PTK ini, sebuah karya yang bermanfaat bagi penulis dan bagi pembaca. Namun dibalik semua itu, kesempurnaan hanya milik Allah yang Maha Sempurna dan tidak dimiliki manusia. Untuk itu, saran dan kritikan yang bersifat membangun sangat diharapkan untuk perbaikan menuju kesempurnaan PTK ini.
Akhir kata, penulis kembalikan semua kepada Allah, semoga keikhlasan dan bantuan yang telah diberikan kepada penulis memperoleh balasan yang berlipat ganda dari Allah. Semoga kita semua senantiasa mendapat rahmat dan hidayah-Nya, Amiin.
Wassalamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Purwokerto, 17 Agustus 2023
penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN.......................................................................... ii
ABSTRAK....................................................................................... iii
KATA PENGANTAR....................................................................... iv
DAFTAR ISI .................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
- Latar Belakang Masalah .......................................... 1
- Rumusan Masalah ................................................... 3
- Tujuan Penelitian ..................................................... 3
- Manfaat Penelitian ................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI, TELAAH PUSTAKA,HIPOTESIS
- LANDASAN TEORI.................................................... 5
- Prestasi Belajar........................................................ 5
- Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi ................... 7
- Jenis-jenis Prestasi Belajar.................................................................................... 14
- Pengertian PAI dan Budi Pekerti............................................ 17
- Pengertian Materi Fiqih........................................................... 17
- Pembelajaran Inquiry............................................................... 20
- TELAAH PUSTAKA........................................................... 36
- HIPOTESIS........................................................................... 38
- Jenis Penelitian......................................................................... 40
- Subjek Penelitian...................................................................... 40
- Faktor yang Di Selidiki............................................................ 40
- Produser Penelitian.................................................................. 41
- Teknik Pengumpulan Data....................................................... 47
- Teknik Analisis Data................................................................ 49
- Indikator Keberhasilan............................................................. 50
BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN
- Deskripsi Lokasi Penelitian....................................................... 55
- Hasil Penelitian........................................................................ 59
- Paparan Data pra ...................................................... 59
- Paparan Data Siklus 1......................................................... 64
- Paparan Data Siklus 2......................................................... 74
- Pembahasan Hasil Penelitian.................................................... 82
- Kesimpulan.............................................................................. 84
- Saran........................................................................................ 84
DAFTAR PUSTAKA DAFTAR RIWAYAT HIDUP DAFTAR LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Hasil Perolehan nilai siswa pada Pra siklus................................................................... 61
Tabel 2. Presentase hasil belajar peserta didik pra siklus ........................................................... 63
Tabel 3. Konsentrasi belajar siswa siklus 1............................................................................... 69
Tabel 4 Hasil belajar siswa siklus 1............................................................................................. 70
Tabel 5. Presentase hasil belajar siswa siklus 1 ........................................................................... 72
Tabel 6. Konsentrasi belajar siswa Siklus II.............................................................................................. 78
Tabel 7 Hasil belajar siswa siklus II............................................................................................. 79
Tabel 8 Presentase hasil belajar siswa siklus II........................................................................... 81
DAFTAR DIAGRAM
- Histogram Peningkatan hasil aktivitas siswa siklus I dan siklus II......... 60
BAB 1 PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Pendidikan sangatlah diperlukan komponen kegiatan belajar mengajar yang baik. Diantara komponen tersebut adalah guru dan siswa. Dalam proses akan terjadi interaksi antara guru dan siswa. siswa adalah seseorang atau sekelompok orang sebagai pencari, penerima pelajaran yang dibutuhkannya, sedangkan guru adalah seseorangatau sekelompok orang yang berprofesi sebagai pengolah kegiatan belajar mengajar dan seperangkat peranan lainnya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif. Selain komponen guru dan siswa, juga diperlukan adanya strategi, metode dan pendekatan pembelajaran yang berkualitas.
Tujuan pembelajaran adalah perubahan perilaku yang positif dari siswa setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar, seperti perubahan yang secara psikologis akan tampil dalam tingkah laku (over behaviour). Menurut Masnur Muslich “yang dapat diamati melalui alat indra oleh orang lain baik tutur katanya, motorik maupun gaya hidupnya. Tujuan pembelajaran yang diinginkan tentu yang optimal. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan oleh guru, salah satu diantaranya yang menurut penulis penting adalah pendekatan pembelajaran.
Salah satu pembelajaran yang diterapakan sekarang ini di sekolah adalah pembelajaran Inquiry. pembelajaran Inquiry. Dalam pembelajaran
atau metode yang sangat menekankan kepada proses mencari dan menemukan”. Pembelajaran ini dapat digunakan disemua mata pelajaran termasuk pula mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti. Materi pelajaran tidak diberikan secara langsung sehingga peran siswa dalam hal ini adalah mencari dan menemukan sendiri materi pelajaran, sedangkan guru berperan sebagai fasilitator dan pembimbing siswa untuk belajar.
Pembelajaran Inquiry ini banyak dipengaruhi oleh aliran belajar kognitif. Menurut aliran ini, belajar adalah proses mental dan proses berpikir dengan memanfaatkan segala potensi yang dimiliki individu secara optimal. Belajar lebih dari sekedar proses menghafal dan menumpuk ilmu pengetahuan, tetapi bagaimana pengetahuan yang diperolehnya bermakna bagi siswa melalui keterampilan berpikir.
Upaya meningkatkan prestasi belajar inilah yang menarik untuk dikaji lebih jauh, sehingga dalam proposal ini akan dilakukan penelitian mengenai Peningkatan prestasi belajar materi Fiqih Bab Shalat melalui pembelajaran Inquiry Dalam lingkup yang lebih umum, meningkatnya prestasi belajar siswa juga akan mengoptimalkanpelaksanaan pembelajaran di dalam kelas. Penyelesaian masalah yang akan dikajidalam proposal ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk memilih strategi, metode dan pembelajaran yang akan dilaksanakan.
Sedangkan fakta yang penulis temukan pada proses pembelajaran
adalah :
- Sebagian guru di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto ini masih menggunakanpembelajaran dengan metode
- Siswa kurang motivasi dalam proses
- Siswa mengalami masalah dalam memahami dan mengingat pada Mata Pelajaran PAI terutama pada materi fikih.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas maka masalah yang akan diteliti dalam penelitian ini dapat dapat dirumuskan sebagai berikut:” Bagaimana cara meningkatan prestasi belajar PAI dan Budi Pekerti Materi Fiqih Melalui Pembelajaran Inquiry Siswa Kelas VII B di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto?”
Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka penelitian ini diberi judul” PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PAI DAN BUDI PEKERTI MATERI FIQIH MELALUI PEMBELAJARAN INQUIRY LEARNING SISWA KELAS VII B DI SMP MUHAMMADIYAH 2 PURWOKERTO TAHUN PELAJARAN 2023/2024.
C. TUJUAN PENELITIAN
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui Peningkatan Prestasi Belajar PAI dan Budi Pekerti materi Fiqih Bab Shalat Melalui Pembelajaran Inquiry Learning Siswa Kelas VIIB SMP MUHAMMADIYAH2 Purwokerto.
D. MANFAAT PENELITIAN
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak yang terkait utamanya bagi pihak-pihak berikut ini :
1. Bagi Sekolah
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi pengelola SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto agar dapat mengoptimalkan peranan para pendidik dalam mengimplementasikan pembelajaran Inquiry terhadap siswa. Dan, sebagai tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana perkembangan peserta didik setelah diterapkannya pembelajaran Inquiry dalam kegiatan belajar mengajar Fiqih.
2. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan
Sebagai bahan informasi dan dokumentasi bagi para ahli pendidikan dan praktisi pendidikan khususnya Pendidikan Agama Islam untuk lebih meningkatkan kualitas pembelajaran.
3. Bagi Peneliti
Sebagai pengetahuan baru dan masukan bagi peneliti sebagai calon pendidik untuk mengetahui sejauh mana dan pentingnya pembelajaran Inquiry dalam meningkatkan prestasi belajar mata pelajaran PAI dan Budi Pekerti materi Fikih Bab Shalat.
BAB II
LANDASAN TEORI, TELAAH PUSTAKA,HIPOTESIS
A. LANDASAN TEORI
1. Prestasi Belajar
Prestasi belajar merupakan kalimat yang terdiri dari dua kata yaitu“prestasi” dan “belajar”, dan setiap kata tersebut memiliki arti tersendiri. Berikut ini akan dibahas pengertian dari belajar dan prestasi. Definisi belajar menurut Muhibbin Syah berpendapat bahwa: “belajar adalah proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara progresif”.1
Sedangkan menurut Benny A Pribadi dalam bukunya menyatakan bahwa: “belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh seseorang agar memiliki kompetensi berupa keterampilan dan pengetahuan yang diperlukan”.2
Prestasi adalah hasil yang telah dicapai seseorang dalam melakukan kegiatan. Sunarto menyatakan bahwa: “Prestasi belajar dapat dibedakan menjadi lima aspek, yaitu: kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, sikap dan keterampilan”.3 Sedangkan menurutSuharsimi Arikuntoro menyatakan bahwa: “hasil belajar dibedakan menjadi tiga aspek, yaitu: kognitif, afektik, dan psikomotorik”.4
Untuk memahami pengertian tersebut terlebih dahulu akan dikemukakan beberapa defenisi tentang belajar. Ada beberapa pendapat para ahli tentang belajar, dalam Benny A. Pribadi mengatakan bahawa:
- Gegne memberikan defenisi
“A natural process that leads to changes in what we know, what we can do, and bow we behave” Belajar sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan dan prilaku seseorang.
- Heinich memberikan defenisi:
“Developmen of new knowledge, skill, or attitudes as individu interact with learning resaurces” Belajar sebuah proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terjadi manakala seseorang interaksi secara intensif dengan sumber belajar.
- Geoch mengatakan
”Learning is a change in performance as a result of practice”
Belajar adalah perubahan dalam penampilan sebagai hasil praktek.5
Dari ketiga defenisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah laku atau keterampilan , dengan serangkaian kegiatan, misalnya dengan membaca, mendengar, mengamati, meniru, dan sebagainya. dan juga belajar itu akan lebih baik jika si subjek itu mengalaminya sendiri, jika tidak bersifat verbalistik. Belajar sebagai kegiatan individu sebenarnya merupakan rangsangan- rangsangan individu yang dikirim kepadanya oleh lingkungan. Dengan demikian terjdilah kegiatan belajar yang dilakukan oleh seorang individu, dapat dijelaskan dengan rumus antara individu dan lingkungan.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Memahami pengertian prestasi belajar secara garis besar harus bertitik tolak pada pengertian belajar itu sendiri. Untuk itu para ahli mengemukakan pendapatnya yang berbeda-beda sesuai dengan pandangan yang mereka anut. Namun dari pendapat yang berbeda- beda itu kita temukan satu titik persamaan. Sehubungan dengan hasil belajar, Poerwanto memberikan pengertian hasil belajar yaitu: “hasil yang dicapai seseorang dalam usaha belajar yang dinyatakan dalam rapor.”6
Untuk mencapai hasil belajar siswa sebagaimana yang diharapkan, maka perlu diperhatikan beberapa faktor yang mempengaruhi hasil belajar anatara lain; faktor yang terdapat dalam diri siswa (faktor intren), dan faktor terdiri dari luar siswa (faktor eksternal). Faktor yang berasal dari dalam diri siswa bersifat biologis sedangkan dari luar diri anak antara lain faktor keluarga, sekolah, lingkungan dan sebagainya.
1. Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam individu itu sendiri, adapun yang dapat digolongkan kedalam faktor internal yaitu kecerdasan/intelegnsi, bakat, minat, dan motivasi
- Kecerdasan/ intelegensi
Kecerdasan merupakan salah satu aspek yang sangat penting dan sangat menentukan berhasil tidaknya studi seseorng. Jika seorang siswa memiliki kecerdasan normal atau di atas normal maka secara potensi ia dapat mencapai prestasi yang tinggi. Slameto mengatakan bahwa “tingkat intelegensi yang tinggi akan lebih berhasil dari pada yang mempunyai tingkat intelegensi yang rendah.”7 Muhibbin berpendapat bahwa intelegensi adalah:
Semakin tinggi kemampuan intelegensi seorang maka semakin besar pula peluangnya untuk meraih kesuksesan, sebaliknya semakin rendah kemampuan intelegensi seorang peserta didik maka semakin kecil peluangnya untuk meraih kesuksesan.8
Dari pendapat diatas jelas bahwa intelegensi yang baik atau kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi seorang anak dalam usaha belajar.
- Bakat
Bakat adalah potensi/ kecakapan dasar yang dibawa sejak lahir. Jelaslah bahwa tumbuhnya keahlian pada seseorang sangat ditentukan oleh bakat yang dimilikinya sehubungan dengan bakat ini dapat mempengaruhi tinggi rendahnya prestasi belajar bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar keterampilan, bakat memang mempunyai peranan penting dalam mencapai suatu hasil akan prestasi yang baik. Apa lagi seorang guru atau orang tua memaksa anaknya melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan
bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.
1 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2008) h.80
2 Benny A Pribadi. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian. Rakyat. 2009. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006) h. 6
3 Agung Sunarto dan Agung Hartono. Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta: PT. Asdi Mahasatya 2006). h. 13
4 Suharsimi Arikunto, Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan.
Edisi. Revisi, Cetakan kesebelas, (Jakarta : Bumi Aksara 2011) h. 7.
5 Benny A Pribadi. Model Desain Sistem Pembelajaran.
Jakarta: PT Dian. Rakyat. 2009. BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006) h. 6
6 Ngalim Purwanto. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.2002) h. 6
7 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta 2010) h. 6
8 Muhibbin Syah. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. (Bandung:PT Remaja Rosdakarya.2008) h. 4.
- Minat
Menurut Slameto “Minat adalah sesuatu yang lebih suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas, tanpa ada yang menyuruh”.9 Bangkitkan minat dengan rasa penasaran yang mendalam, dengan begitu pembelajaran jadi lebih efektif. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenal beberapa kegiatan. Kegiatan yang dimiliki seseorang harus diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa sayang.
Berdasarkan pendapat diatas, jelaslah bahwa minat besar pengaruhnya terhadap belajar atau kegiatan siswa. Minat belajar yang dimiliki siswa merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa. Ada beberapa pengaruh minat dalam belajar, antara lain:
- Menciptakan, menumbuhkan konsentrasi atau perhatian dalam
- Menimbulkan kegembiraan atau rasa senang dalam
- Memperkuat ingatan siswa tentang pelajaran yang telah
- Memperkecil kebosanan siswa terhadap studi atau
9 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta 2010) h. 180.
- Motivasi
Motivasi dalam belajar adalah merupakan faktor penting karena motivasi merupakan faktor yang mendukung siswa untuk terus belajar.
Dalam kegiatan belajar mengajar siswa akan berhasil jika mempunyai motivasi untuk belajar dengan dasar belajar karena dasar kesadarannya sendiri untuk belajar.
2. Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar yang sifatnya dari luar diri siswa, yaitu beberapa pengalaman, keadaaan keluarga, lingkungan sekitarnya dan sebagainya. Pengaruh lingkungan ini pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Menurut Slameto “faktor ekstren yang dapat mempengaruhi belajar siswa adalah keadaan keluarga, keadaan sekolah, dan keadaan lingkungan masyarakat”.10
- Keadaan keluarga
Keluarga merupakan lingkungan terkecil dalam masyarakat yang merupakan tempat kita dilahirkan dan dibesarkan. Sebagaimana yang dijelaskan Slameto diatas bahwa: keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Keluarga yang sehat besar artinya untuk pendidikan
kecil, tetapi bersifat menentukan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa, negara dan dunia. Adanya rasa aman dalam keluarga sangat penting dalam keberhasilan seseorang dalam belajar. Rasa aman itu akan mendorong siswa untuk belajar secara aktif, karena rasa aman merupakan salah satu kekuatan pendorong dari luar yang menambah motivasi untuk belajar.
10 Slameto. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. (Jakarta: Rineka Cipta 2010) h.10
- Keadaan sekolah
Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa, karena itu lingkungan sekolah yang baik akan mendorong minat belajar siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah itu meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat-lat pelajaran, metode, kurikulum, dan sebagainya. Oleh karna guru dituntut untuk menguasai bahan pelajaran yang akan diajarkan, dan memiliki tingkah laku yang tepat dalam mengajar.
- Lingkungan masyarakat
Disamping orang tua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang tidak sedikitnpengaruhnya terhadap hasil belajar siswa dalam proses pelaksanaan terhadap perkembangan pribadi anak, sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dimana lingkungan akan itu berada. Dalam hal ini lingkungan masyarakat dapat menimbulkan kesukaran belajar anak, terutama anak-anak yang sebayanya. Apabila anak yang sebayanya anak yang rajin belajar maka akan akan terangsan untuk mengikuti jejak mereka namum apabila sebaliknya bila anak-anak disekitarnya merupakan kumpulan anak-anak yang nakal yang berkeliaran tiada menentu maka anak pun dapat terpengaruh
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa lingkungan dapat mempengaruhi tingkah laku anak dan membentuk kepribadian anak, karena dalam pergaulan sehari-hari anak akan mengikuti dan menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
3. Jenis- Jenis Prestasi Belajar
Peserta didik yang belajar berarti memperbaiki kemampuan kognitif, afektif maupun psikomotoriknya. Dengan meningkatnya kemampuan-kemampuan tersebut maka keinginan, kemauan atau perhatian pada lingkungan sekitar makin bertambah.Berbicara mengenai prestasi belajar, tidak terlepas dari hasil penilaian proses dan hasil belajar. Menurut Nana Sujana Hasil belajar adalah “kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah siswa menerima pengalaman belajarnya”.11 Hasil belajar merupakan peristiwa yang bersifat internal dalam arti sesuatu yang terjadi dalam diri seseorang. Peristiwa tersebut dimulai dari adanya perubahan kognitif yang kemudian berpengaruh pada perilaku. Dengan demikian perilaku seseorang didasarkan pada tingkat pengetahuan terhadap sesuatu yang dipelajari kemudian dapat diketahui melalui tes dan pada akhirnya muncul hasil belajar dalam bentuk nilai riel atau nonriel.
Belajar merupakan yang relative permanen dalam hal melakukan atau potensi perilaku sebagai hasil dari pengalaman atau latihan yang diperkuat.Belajar merupakan akibat adanya interaksi antara stimulus dan respon. perubahan perilakunya. Menurut teori ini dalam belajar yang penting adalah input yang berupa respon. Dalam melakukan kegiatan terjadi proses berpikir yang melibatkan kegiatan mental, terjadi penyusutan hubungan informasi-informasi yang diterima sehingga timbul suatu pemahaman dan penguasaan yang didapat setelah melalui proses belajar maka murid telah memahami suatu perubahan dari yang tidak diketahui. Perubahan ini ynag disebut hasil belajar.
Tujuan pendidikan yang ingin dicapai dapat dikategorikan menjadi tiga bidang yaitu bidang kognitif (penguasaan intelektual), bidang afektif (berhubungan dengan sikap dan nilai) serta bidang psikomotorik (kemampuan atau keterampilan bertindak atau berperilaku). Ketiganya tidak berdiri sendiri, tapi merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, bahkan membentuk hubungan hirarki.
Di dalam ketiga aspek tersebut, terdapat unsur-unsur di dalamnya yaitu:
- Bidang kognitif, meliputi: pengetahuan hafalan (knowledge), pemahaman (comprehension), penerapan (application), analisis, sintesis, evaluasi.
- Bidang afektif, meliputi: receiving atau attending, responding (jawaban), valuing (penilaian), organisasi,
- karakteristik nilai atau internalisasi
Bidang psikomotorik, meliputi: gerak refleks, keterampilan pada gerakan-gerakan dasar, kemampuan persptual, kemampuan di bidang fisik gerakanskill
serta gerakan akspresif dan interpretatif.12
Dari tiga jenis hasil belajar di atas, maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diperinci lagi menjadi empat yaitu:
- Hasil belajar yang merupakan pengetahuan dan
- Hasil belajar dalam bentuk sikap dan
- Hasil belajar dalam bentuk kemampuan untuk
- Hasil belajar dalam bentuk keterampilan yang dilakukan dalam kehidupan sehari-hari.
11 Sudjana, Nana, 2006. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya. h. 22
12 Sudjana, Nana,. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya 2006, h. 22-23
4. Pengertian Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti
Menurut Ahmad Tafsir, Pendidikan Agama Islam adalah bimbingan yang diberikan oleh seseorang kepada seseorang agar ia berkembang secara maksimal sesuai dengan ajaran Islam. Bila disingkat, pendidikan agama Islam adalah bimbingan terhadap seseorang agar menjadi muslim semaksimal mungkin. Dalam dokumen Kurikulum 2013, PAI mendapatkan tambahan kalimat “dan Budi Pekerti” sehingga Menjadi Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti, sehingga dapat diartikan sebagai pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian, dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agama Islam, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melaluimata pelajaran pada semua jenjang pendidikan. Menurut Muhaimin, Pendidikan Agama Islam adalah pendidikan yang dipahami dan dikembangkan dari ajaran dan nilai-nilai fundamental yang terkandung dalam Al-Qur’an dan sunnah. Pendidikan Agama Islam adalah suatu proses pengembangan potensi manusia menuju terbentuknya manusia sejati yang berkepribadian Islam .
5. Pengertian Mata Pelajaran Fiqih
Mata pelajaran fiqih adalah salah satu bagian dari Pendidikan Agama Islam yang mempelajari tentang Fiqih ibadah, terutama menyangkut pengenalan dan pemahaman tentang cara-cara pelaksanaan
rukun islam mulai dari ketentuan dan tata cara pelaksanaan taharah, shalat, puasa, zakat, sampai dengan pelaksanaan ibadah haji, serta ketentuan tentang makanan dan minuman, khitan, kurban, dan cara pelaksanaan jual beli dan pinjam meminjam.
Secara bahasa, Fiqih berasal kata “faqiha” yang berarti mengerti/ paham.13 Menurut istilah Fiqih adalah ilmu tentang hukum-hukum syariat yang bersifat amaliyah yang digali dan ditemukan dari dalil-dalil yang tafsili/ terperinci, dari al qur’an dan Hadis. Hal-hal yang terutama dibahas di dalamnya yaitu tentang ibadah dan mu’amalah.14
Fiqih dalam arti tekstual dapat diartikan pemahaman dan perilaku yang diambil dari agama.15 Kajian dalam fiqih meliputi masalah „Ubudiyah (persoalan-persoalan ibadah), Ahwal Syakhsiyyah (keluarga), Mu?amalah (masyarakat), dan Siyasah (negara).
13 A.W. Munawwir, Kamus Al-Munawir Arab-Indonesia Terlengkap (Surabaya: Pustaka Progressif, 2010), Cet.14, h. 1067.
14 Muhammad Nur Ali, Kamus Agama Islam (Cirebon: Penerbit An-Nizam, 2004),h. 64-65
15 M. Kholidul Adib, Fiqh Progresif: Membangun Nalar Fiqih Bervisi Kemanusiaan, dalam Jurnal Justisia,
Edisi 24 XI, 2003, h. 4
Senada dengan pengertian di atas, Sumanto al- Qurtuby melihat fiqih merupakan kajian ilmu Islam yang digunakan untuk mengambil tindakan hukum terhadap sebuah kasus tertentu dengan mengacu pada ketentuan yang terdapat dalam syariat Islam yang ada.16 Dalam perkembangan selanjutnya fiqih mampu menginterpretasikan teks-teks agama secara kontekstual.
Berkenaan dengan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan, bahwa fiqih adalah ilmu yang menjelaskan tentang hukum syariah, yang berhubungan dengan segala tindakan manusia baik berupa ucapan ataupun perbuatan Pembelajaran fiqih adalah sebuah proses belajar untuk membekali siswa agar dapat mengetahui dan memahami pokok- pokok hukum islam secara terperinci dan menyeluruh, baik berupa dalil aqli atau naqli.
16 Sumanto al-Qurtuby, K.H MA. Sahal Mahfudh; Era baru Fiqih Indonesia (Yogyakarta: Cermin, 1999) h. 134
19
6. Pembelajaran Inquiry
- Pengertian Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry menurut Sanjaya, adalah:
Rangkaian kegiatan yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan. Proses berpikir itu sendiri biasanya dilakukan melalui tanya jawab antara guru dan siswa.17
Sedangkan menurut Gulo Adalah:
Inquiry sendiri berasal dari bahasa Inggris, yang berarti pertanyaan, pemeriksaan, atau penyelidikan. Strategi inquiry berarti suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuaannya dengan penuh percaya diri.18
Menurut Sagala bahwa:
Pembelajaran inquiry merupakan sebuah metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa,
17 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar ProsesPendidikan. (Jakarta: Kencana.2007) h. 193.
18 Gulo W. Strategi Belajar Mengajar. (Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia 2002) h. 85.
sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah.19
Pembelajaran Inquiry dibentuk atas dasar diskoveri (penemuan), sebab seorang siswa harus menggunakan kemampuannya berdiskoveri dan kemampuan lainnya. Dalam inquiry, seseorang bertindak sebagai seorang ilmuwan (scientist), melakukan eksperimen dan mampu melakukan proses mental berinquiry. Rumusan lainnya menyatakan bahwa “pengajaran berdasarkan Inquiry adalah suatu strategi yang berpusat pada siswa dimana kelompoksiswa Inquiry ke dalam suatu isu atau mencari jawaban-jawaban terhadap isi pertanyaan melalui suatu prosedur yang digariskan secara jelas dan struktural kelompok”. Model pengajaran ini berpangkal pada problem centered inquiry. Strategi pelaksanaannya dalam kelas adalah Discovery-Oriented Inquiry (Penemuan yang baru) dan Policy-Based Inquiry (Proses Perubahan)
Dengan demikian Sategi pembelajaran inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berfikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan sendiri jawaban dari suatu masalah yang dipertanyakan.
Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih
masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan
19 Syaiful, Sagala. Konsep dan Makna Pembelajaran . (Bandung: Penerbit Alfabeta 2005) h. 20.
juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
- Ciri-ciri Pembelajaran Inquiry
Pembelajaran inquiry memiliki beberapa ciri, di antaranya:
- Pembelajaran inquiry menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk mencari dan menemukan. Artinya, pada pembelajaran inquiry menempatkan siswa sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak hanya berperan sebagai penerima materi pelajaran melalui penjelasan guru secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri inti dari materi pelajaran itu sendiri.
- Seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap percaya diri (self belief). Dengan demikian, pada pembelajaran inquiry menempatkan guru bukan sebagai satu-satunya sumber belajar, tetapi lebih
diposisikan sebagai fasilitator dan motivator belajar siswa. Aktivitas pembelajaran biasanya dilakukan melalui proses tanya jawab antara guru dan siswa. Karena itu kemampuan guru dalam menggunakan teknik bertanya
merupakan syarat utama dalam melakukan inquiry. Guru dalam mengembangkan sikap inquiry di kelas mempunyai peranan sebagai konselor, konsultan, teman yang kritis dan fasilitator. Ia harus dapat membimbing dan merefleksikan pengalaman kelompok, serta memberi kemudahan bagi kerja kelompok.
- Tujuan dari pembelajaran inquiry adalah mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai bagian dari proses Dengan demikian, dalam pembelajaran inquiry siswa tidak hanya dituntut untuk menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya. Manusia yang hanya menguasai pelajaran belum tentu dapat mengembangkan kemampuan berpikir secara optimal. Sebaliknya, siswa akan dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya manakala ia bisa menguasai materi pelajaran. Dari ayat diatas penulis dapat simpulkan bahwa berbagai teori pendidikan yang dihasilkan oleh para pakar ilmu pendidikan telah disepakati bahwa materi pendidikan harus disampaikan. Dengan demikian,
pendidikan adalah suatu peristiwa penyampaian atau proses transformasi. Al-qur’an menegaskan hal serupa ketika menyampaikan materinya kepada penerimanya, yaitu Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Waasalam.
3. Prinsip-prinsip Pembelajaran Inquiry
- Berorientasi pada perkembangan intelektual
Tujuan dari Strategi Pembelajaran Inquiry adalah perkembangan berpikir, dengan demikian strategi pembelajaran ini selain berorientasi pada hasil belajar juga berorientasi pada proses belajar. Karena itu, criteria keberhasilan dari proses pembelajaran dengan menggunakan Fiqih bukan ditentukan oleh sejauh mana siswa dapat menguasai materi pelajaran akan tetapi sejauh mana siswa beraktivitas mencari dan menemukan sesuatu (yang dapat ditemukan).
- Prinsip interaksi
Proses pembelajaran pada dasarnya adalah proses interaksi, baik interaksi antar siswa maupun interaksi siswa dengan
guru bahkan interaksi antar siswa dengan lingkungan. Pembelajaran sebagai proses interaksi berarti menempatkan guru bukan sebagai pengajar tetapi sebagai pengatur
lingkungan atau pengatur interaksi itu sendiri. Guru perlu mengarahkan (directing) agar siswa bias mengembangkan kemampuan berpikirnya melalui interaksi mereka.
- Prinsip bertanya
Peran guru dalam pembelajaran Fiqih adalah guru sebagai penanya. Sebab kemampuan siswa untuk menjawab setiap pertanyaan pada dasarnya sudah merupakan sebagian dari proses berpikir, guru perlu menguasai berbagai jenis dan teknik bertanya. Apakah itu bertanya hanya sekedar untuk meminta perhatian siswa, untuk melacak, untuk mengembangkan kemampuan atau untuk menguji.
- Prinsip bertanya untuk berpikir
Belajar bukan hanya mengingat sejumlah fakta akan tetapi belajar adalah proses berpikir yakni proses mengembangkan seluruh otak. Pembelajaran berpikir adalah pemanfaatan dan penggunaan otak secara maksimal. Anak dituntut untuk belajar berpikir logis dan rasional dengan memasukan unsur-unsur yang mempengaruhi emosi yaitu unsur estetika melalui pross belajar yang menyenangkan.
- Prinsip Keterbukaan
Belajar adalah proses mencoba berbagai kemungkinan, segala sesuatu mungkin bisa terjadi. Oleh sebab itu, anak perlu diberi kebebasan untuk mencoba sesuai
dengan perkembangan kemampuan logika dan nalarnya. Pembelajaran yang bermakna adalah pembelajaran yang menyediakan berbagai kemungkinan sebagai hipotesis yang harus dibuktikan kebenarannya. Tugas guru adalah menyediakan ruang untuk memberikan kesempatan kepada siswa mengembangkan hipotesis dan secara terbuka membuktikan kebenaran hipotesis yang diajukan.
- Teori-Teori Inquiry
- Teori Piaget
Piaget mengatakan dalam Wasty Soemanto mengemukakan bahwa:
Perkembangan intelektual suatu organisme didasarkan pada dua fungsi, yaitu fungsi organisasi dan adaptasi. Fungsi organisasi memberikan organisme kemampuan untuk mensistematikkan atau mengorganisasikan proses- proses fisik atau proses-proses psikologi menjadi sistem- sistem yang teratur dan berhubungan (struktur kognitif). Di samping itu, semua organisme lahir dengan kecenderungan untuk menyesuaikan diri atau beradaptasi dengan lingkungannya.20
Dari teori diatas penulis dapat memahami bahwa adaptasi tersebut dilakukan melalui dua proses, yaitu asimilasi dan akomodasi. Asimilasi adalah proses penggunaan struktur kognitif yang telah ada, dan akomodasi
adalah proses perubahan struktur koginitif. Dalam proses asimilasi, orang menggunakan struktur atau kemampuan yang sudah ada untuk menanggapi masalah yang dihadapi dalam lingkungannya. Dalam proses akomodasi, orang melakukan modifikasi struktur kognitif yang sudah ada untuk menanggapi respon terhadap masalah yang dihadapi dalam lingkungannya.
Adaptasi merupakan suatu keseimbangan antara asimilasi dan akomodasi. Jika dalam proses asimilasi, seseorang tidak dapat mengadakan adaptasi pada lingkungannya maka akan terjadi ketidak seimbangan, yaitu ketidak sesuaian atau ketidak cocokan antara pemahaman saat ini dengan pengalaman baru. Pertumbuhan intelektual merupakan proses terus-menerus tentang keadaan ketidak seimbangan dan keseimbangan (disequilibrium – equilibrium). Tetapi bila terjadi keseimbangan kembali, maka individu itu berada pada tingkat intelektual yang lebih tinggi daripada sebelumnya. Teori Piaget tersebut yang mendasari teori konstruktivistik.
20 Soemanto, Wasty. Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta 2003) h.131.
Menurut teori konstruktivistik, perkembangan intelektual adalah suatu proses dimana anak secara aktif membangun pemahamannya dari hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungannya. Anak secara aktif membangun pengetahuannya dengan terus menerus melakukan akomodasi dan asimilasi terhadap informasi- informasi yang diterima.
Implikasi dari teori piaget dalam tarianto pembelajaran adalah sebagai berikut:
- Memusatkan perhatian pada proses berpikir anak, bukan sekadar
- Menekankan pada pentingnya peran siswa dalam berinisiatif sendiri dan keterlibatannya secara aktif dalam Dalam pembelajaran di kelas, pengetahuan diberikan tanpa adanya tekanan, melainkan anak didorong menemukan sendiri melalui preses interaksi dengan lingkungannya.
- Memaklumi adanya perbedaan individual dalam hal kemajuan perkembangan sehingga guru harus melakukan upaya khusus untuk mengatur kegiatan kelas dalam bentuk individu-individu atau kelompok- kelompok kecil.21
Berdasarkan teori Piaget, pembelajaran inquiry cocok bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran karena inquiry menyandarkan pada dua sisi yang sama pentingnya, yaitu sisi proses dan hasil belajar. Proses belajar diarahkan untuk meningkatkan kemampuan berpikir, sedangkan sisi hasil belajar diarahkan untuk mengkontruksi pengetahuan dan penguasaan materi pelajaran baru. Selain itu, yang dinilai dalam
pembelajaran inquiry adalah proses menemukan sendiri hal baru dan proses adaptasi yang berkesinambungan secara tepat dan serasi antara hal baru dengan struktur kognitif yang telah dimiliki siswa.
21 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakrta: PT. Bumi Aksara 2002) h. 15
- Teori Gestalt
Teori Gestalt menekankan kepada proses-proses intelektual yang kompleks seperti bahasa, pikiran, pemahaman, dan pemecahan masalah sebagai aspek utama dalam proses belajar. Menurut teori Gestalt dalam Nana Sudjana belajar adalah: “proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan”.22 Belajar terjadi karena kemampuan menangkap makna dan keterhubungan antara komponen yang ada di lingkungannya. Prinsip penerapan teori ini adalah Menurut Wina Sanjaya adalah:
- Pembelajaran bukanlah berangkat dari fakta-fakta, akan tetapi mesti berangkat dari suatu Melalui masalah tersebut siswa dapat mempelajari fakta.
- Membelajarkan anak bukanlah hanya mengembangkan intelektual saja, akan tetapi mengembangkan pribadi anak seutuhnya.
- Kegiatan belajar akan terjadi manakala dihadapkan pada suatu persoalan yang harus dipecahkan. Belajar bukanlah menghafal Melalui persoalan yang dihadapi, siswa akan mendapat insight yang sangat berguna untuk menghadapi setiap masalah.
- Pengalaman adalah kejadian yang dapat memberikan arti dan makna kehidupan setiap perilaku Belajar adalah melakukan reorganisasi pengalaman- pengalaman masa lalu yang secara terus menerus disempurnakan. Dengan demikian, proses membelajarkan adalah proses memberikan pengalaman-pengalaman yang bermakna untuk kehidupan anak.23
Pembelajaran Inquiry menyediakan siswa beraneka ragam pengalaman konkrit dan pembelajaran aktif yang mendorong dan memberikan ruang dan peluang kepada siswa untuk mengambil inisiatif dalam mengembangkan keterampilan pemecahan masalah dan pengambilan keputusan sehingga siswa dapat mengembangkan kemampuan berpikirnya. Dengan demikian, menurut teori Gestalt, pembelajaran inquiry sangat sesuai bila diterapkan dalam kegiatan pembelajaran.
- Tujuan Pembelajaran Inquiry
Tujuan utama pembelajaran Inquiry menurut Dimyati dan Mudjiono adalah:
Menolong siswa untuk dapat mengembangkan disiplin intelektual dan keterampilan berpikir dengan memberikan pertanyaan- pertanyaan dan mendapatkan jawaban atas dasar rasa ingin tahu mereka.24
Oemar Hamalik Didalam bukunya dan pembelajaran disebutkan bahwa:
Tujuan pembelajaran inquiry adalah mengembangkan keterampilan intelektual berpikir kritis dan mampu memecahkan masalah secara ilmiah.25
Jadi, dalam pembelajaran dengan berdasarkan pembelajaran Inquiry ini peran guru adalah bertindak sebagai fasilitator, narasumber dan penyuluh kelompok.Selain itu peran guru sebagai konselor, pembina dan pengarah. Guru harus
senantiasa memberikan bantuan
22 Nana Sudjana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.2007) h. 24
23 Wina Sanjaya. Strategi Pembelajaran: Berorientasi Standar ProsesPendidikan. (Jakarta: Kencana.2007) h. 96.
24Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT RinekaCipta.2006) h. 173.
25 Hamalik, Oemar . Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara. Kurikulum dan pembelajaran. (Jakarta: Bumi Aksara . 2007) h.226
kepada kelompok dalam melaksanakan interaksi, mengungkapkan argumentasi, mengumpulkan bukti, dan mengarahkan diskusi. Peran guru dalam proses pembelajaran berdasarkan Inquiry, antara lain menurut Dimyati dan Mudjiono:
- Menciptakan suasana bebas berpikr sehingga siswa berani bereksplorasi dalam penemuan dan pemecahan masalah;
- Fasilitator dalam penelitian;
- Rekan diskusi dalam klasifikasi dan pencarian alternatif pemecahan masalah;
- Pembimbing penelitian, pendorong keberanian berpikir alternatif dalam pemecahan masalah.26
Tugas utama guru adalah memilih masalah yang perlu dilontarkan kepada kelas untuk dipecahkan oleh siswa sendiri. Tugas berikutnya dari guru adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka pemecahan masalah. Sudah barang tentu bimbingan dan pengawasan dari guru masih tetap diperlukan, namun campur tangan atau intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.
Alif, laam raa. (Ini adalah) Kitab yang kami turunkan kepadamu supaya kamu mengeluarkan manusia dari gelap gulita kepada
26 Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta: PT RinekaCipta.2006) h. 176
B. TELAAH PUSTAKA
Untuk menghindari plagiatisme diperlukan dukungan dari telaah pustaka hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan variabel penelitian ini. Penelitian mengangkat dari sumber skripsi terdahulu. Terkait dengan penelitian ini, ada beberapa orang yang telah melakukan penelitian serupa. Di antaranya sebagai berikut.
- Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Munawar Rahmat dengan judul Penerapan Model Inkuiri dalam Pembelajaran PAI untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui suatu permasalahan yang berkenaan dengan rendahnya keaktifan belajar siswa di kelas. Hal ini tampak dari perilaku siswa yang cenderung hanya mendengar dan mencatat pelajaran yang diberikan guru, siswa enggan bertanya dan mengemukakan pendapat pada saat pembelajaran. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan kelas (classroom action research). Penelitian dilakukan di SMP Miftahul Iman Bandung, sedangkan yang menjadi subjek penelitian siswa kelas VIII-B.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukkan bahwa pelaksanaan penerapan model inkuiri dalam pembelajaran PAI telah mampu meningkatkan keaktifan belajar siswa. Hal ini ditunjukkan adanya pebandingan perolehan nilai peserta didik yang dilihat pada siklus I, II, dan III. Dengan adanya tindakan siklus I, II, dan III dapat di pahami bahwa secara umum pelaksanaan tindakan siklus III sudah menunjukkan hasil yang baik, hal tersebut juga dapat dilihat dari kenaikan hasil
pada siklus ke II nilai yang diperoleh peserta didik yaitu 76,5% dan pada siklus ke III perolehan nilai peserta didik adalah
89,8% yang menunjukkan adanya kenaikan nilai. Maka kesimpulan dari penelitian ini telah menunjukkan bahwa penerapan model inquiry dapat berhasil meningkatkan keaktifan belajar peserta didik pada mata pelajaran PAI.
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama sama membahas tentang metode inquiry juga sama sama menggunakan penelitian kualitatif. Sedangkan perbedaannya adalah penelitian yang ini meneliti keseluruhan siswanya dan penelitian yang akan dilakukan hanya mengambil kelas XI saja.
- Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Diyanti Asmayanti dengan judul Model pembelajaran inquiry dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MTsNegeri Tebing.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sebagian besar proses belajar mengajar
yang dilakukan oleh guru dan dijadikan sebagai alasan bahwa para siswa merasa bosan akan pembelajaran serta berdampak pada nilai siswa yang rendah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode yang bersifat kuantitatif dengan menggunakan teknik posstest untuk mengetahui bagaimana selisih rata-rata nilai siswa ketika menggunakan model inquiry dan tidak menggunakan inquiry. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model inquiry telah berhasil dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada pelajaran aqidah akhlak.
Hal ini terlihat dari adanya selisih rata-rata keseluruhan aktivitas belajar siswa sebesar 17, rata-rata hasil posstest sebesar 10,08 dan selisih ketercapaian KKM sebesar 47,37% yang diperoleh dari nilai keseluruhan siswa. Yang mana pencapaian nilai KKM tanpa menggunakan model inquiry hanya memperoleh 23,86% sedangkan dengan menggunakan model inquiry dalam pembelajaran aqidah akhlah mencapai nilai KKM sebesar 70,05%.
Maka hal ini menunjukkan bahwa model pembelajaran
inquiry sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa.
Persamaan antara penelitian ini dengan penelitian yang akan peneliti lakukan adalah sama sama membahas tentang inquiry. Sedangkanperbedaannya adalah penelitian yang ini menggunakan penelitian kuantitatif dan penelitian yang akan dilakukan menggunakan penelitian kuantitatif.
C. RUMUSAN HIPOTESIS
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah tersebut di atas maka rumusan hipotesis adalah :
- Apakah Model pembelajaran Inquiry Learning dapat diterapkan pada pembelajaran PAI dan Budi Pekerti Materi Shalat Fardhu siswa kelas VII B di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto?.
- Apakah setelah diterapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning di
kelas VII B di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dapat meningkatan hasil belajar PAI materi shalat fardhu?.
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis data yang didapatkan adalah penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas VIIB yang diambil dengan cara memberikan tes evaluasi pada setiap akhir siklus yang dibagi dalam dua siklus yang meliputi tahapan- tahapan pelaksanaan: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan, (3)
Observasi, (4) Refleksi.
B. Subjek Penelitian
Berdasarkan dari judul yang diangkat yakni Peningkatan Prestasi Belajar PAI Dan Budi Pekerti Materi Fiqih Melalui Pembelajaran Inquiry Learning Siswa Kelas VII B Di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto Tahun Pelajaran 2023/2024. Penelitian ini melibatkan siswa kelas VIIB dengan jumlah siswa 26 Siswa.
C. Faktor yang Diselidiki
Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah:
- Faktor siswa, yaitu untuk melihat keaktifan siswa yakni kehadiran dalam pelajaran PAI dan Budi Pekerti seperti minat, kehadiran, diskusi, perhatian siswa terhadap
materi dan kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal minimal yang diberikan serta keberanian siswa dalam bertanya.
- Faktor proses, yaitu dengan memperhatiakn model yang digunakan dalam pembelajaran dikelas, melihat sejauh mana keberhasilan guru dalam meningkatkan prestasi belajar siswa dengan menerapkan pembelajaran INQUIRY
- Faktor Prestasi, yaitu untuk melihat prestasi belajar PAI Materi fiqih apakahterjadipeningkatan atau tidak setelah diadakan
D. Produser Penelitian
Penelitian tindakan kelas (PTK) ini direncanakan dalam dua siklus langkah penelitian yang ditempuh pada setiap siklus menurut Arikunto secara lebih rinci dapat dilihat pada bagian di bawah ini:
Siklus 1
- Perencanaan Tindakan
Sebelum diadakan penelitian terlebih dahulu dilakukan langkah- langkah sebagai berikut:
- Menelaah CP dan ATP Mapel PAI Materi Fiqih
- Membuat perangkat pembelajaran untuk pelaksanaan dengan menggunakan model pembelajaran
- Mengembangkan lembar opservasi pengelolahan model pembelajaran Inquiry meliputi lembar observasi penerapan model Inquiry untuk guru dan dan lembar opservasi aktivitas siswa dalam proses belajar
- Menyiapkan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) siklus 1
- Membuat instrumen penelitian berupa tes formatif di setiap siklus
- Mengindentivikasi siswa sebelum mengadakan tindakan siklus 1, kemudian merancang pembentukan kelompok berdasar gaya belajar siswa
- Pelaksanaan Tindakan
Pelaksaaan tindakan ini dilakukan sebanyak 2 siklus, yaitu siklus 1 berlangsung 1 kali pertemuan, dan diadakan tes formatif. Siklus II, berlangsung 1kali pertemuan, dan diadakan tes Sumatif siklus II.Tindakan pada tahap ini adalah melaksanakan kegiatan pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran inquiry yaitu:
- Membentuk kelompok berdasarkan gaya belajar
- Melalui tayangan vidio dan powerpoint Guru memberikan wacana sesuaidengan topik
- Siswa bekerja sama dalam merumuskan masalah,saling membacakan dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan terhadap wacana dan ditulispada lembar kertas.
- Siswa mengajukan hipotesis /Mempersentasekan dan membacakan hasildiskusi kelompok
- Siswa merencanakan pemecahan maslah
- Melakukan eksperimen
- Melakukan pengumpulan dan analisis data
- Guru memerikan penguatan
- Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan
- Tahap Observasi
Pada tahap ini dilaksanakan observasi terhadap pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar opservasi yang telah dibuat. Proses observasi dilakukan sejak awal hingga akhir pelaksanaan tindakan.
- Tahap Evaluasi
Proses evaluasi dilakukan setiap akir siklus tindakan. Evaluasi bertujuan apakah terjadi peningkatan prestasi belajar siswa dan peningkatan aktivitas belajar siswa selama penerapan pembelajaran inquiry Alat evaluasi yang digunakan adalah tes formatif dan lembar observasi aktivitas belajar siswa.
- Refleksi
Tahap ini merupakan kegiatan untuk mengemukakan kembali apa yang sudah dilakukan. Dalam hal ini peneliti dan observer melakukan kerja sama untuk mengemukakan analisis hasil pengamatan dan evaluasi pada tahap siklus 1, yang kemudian hasilnya digunakan sebagai acuan dalam melakukan perbaikan dan menentukan tindakan selanjutnya pada siklus II.
Siklus II
Kegiatan ini dilakuakn pada siklus II pada dasarnya mengulang kembali tahapan-tahapan yang ada di siklus I, akan tetapi dilakukan pola sejumlah rencana baru utnuk memperbaiki kekurangan- kekurangan yang ada pada siklus sebelumnya sesuai hasil refleksi siklus I
1. Perencanaan Tidakan
- Menyiapkan rencanapembelajaran siklus II
- Membuat perangkat pemelajaran untuk pelaksanaan tindkan denganmenggunakan model pembelajaran inquiry
- Menyiapkan lembar opservasi untuk mengetahui kondisi pada saatproses pembelajaran berlangsung
- Menyiapakan lembar kerja Peserta didik (LKPD) Berupa assesmensumatif siklus II
- Membuat instrumen penelitian hasil belajar untuk evaluasi padaakhirsiklus 1
- Merancang pembentukan kelompok baru sesuai dengan gaya
2. Pelaksanaan Tindakan
Pada tahap ini tindakan yang dilakukan sesuai dengan perbaikan berdasarkan hasil refleksi pada siklus 1. Langkah- langkah yang dilakuakn relative sama dengan pelaksanaan pada siklus 1. Pelaksanaan tindakan pada siklus II ini dilaksanakan
dengan menggunakan model pembelajaran inquiry.
3. Tahap Observasi
Pada tahap ini dilakukan observasi yang pada dasarnya sama dengan kegiatan siklus 1. Pada siklus II ini guru mencatat perubahan yang terjadi pada siswa.
4. Tahap Evaluasi
Tahap ini sama dengan tahap evaluasi yang ada pada siklus 1, yaitu melakukan evaluasi dengan menggunakan tes hasil beajar dan lembar aktivitas siswa untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar siswa dan peningkatan prestasi belajar siswa selama penerapan pembelajaran inquiry.
5. Refleksi
Refleksi pada siklus II dilakukan setelah tahap observasi dan evaluasi selesai. Refleksi pada siklus II meliputi hasil opservasi dan hasil tes evaluasi siklus II yang digunakan untuk menarik kesimpulanapakah penelitian yang telah dilakukan sudah mencapai indikator yang telahditetapkan.
Diharapkan setelah akhir siklus II ini, pembelajaran inquiry
dapatmeningkatkan prestasi belajar siswa.
E. Tehnik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan peneliti dalam mengumpulkan data penelitiannya. Sumber data adalah siswa. Adapun teknik yang digunakan untuk memperoleh
data yang diperlukan ialah:
- Teknik observasi adalah cara pengumpulan data dengan mengamati aktivitas siswa selama pembelajaran Metode ini digunakan untuk memperoleh data yang dapat memperlihatkan pengelolaan pembelajaran inquiry oleh guru dan partisipasi siswa secara keseluruhan. Lembar pengamatan ini mengukur secara individual maupun kelas bagi keaktifan belajar mereka.
- Teknik tes digunakan untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang telah diajarkan sehingga dapat ditentukan hasil belajar yang diperoleh oleh setiap siswa. Tes formatif ini dilakukan pada akhir pertemuan pra siklus dan siklus Kemudian pada siklus II diadakan Tes sumatif.
F. Teknik Analisis Data
Data yang telah diperoleh dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif.Menurut sugiyono menegaskan bahwa:
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis datadengan cara mendiskripsikan atau menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya.1
Analisis data yang dilakukan adalah deskriptif kualitatif dan kuantitatif. Deskriptifkualitatif digunakan untuk menjelaskan hasil- hasil tindakan yang mengarah pada peningkatan keaktifan siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. Analisis data secara kuantitatif digunakan untuk memperoleh keterangan-keterangan yang mempunyai data yang konkret dan dapat diukur mengenai hasil belajar siswa.
Untuk mengukur tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap model pembelajaran yang digunakan dapat dinyatakan dalam skala sebagai berikut:
SKOR |
KATEGORI |
0-50 |
Belum Berkembang |
50-78 |
Sedang Berkembang |
79-89 |
Berkembang |
90-100 |
Sangat Berkembang |
G. Indikator Keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian ini adalah jika siswa memperoleh skor 78 maka dikatakan tuntas individual. Jika minimal 85% dari jumlah siswa diatas tersebut yang diperoleh skor 79 keatas maka dikatakan tuntas klasikal atau tuntas kelas.
1. OBSERVASI (PENGAMATAN)
Lembar Observasi Siswa
No |
Kegiatan Yang Dilakukan |
Jumlah siswa |
Prosentase |
1 |
Siswa menyiapkan buku pelajaran |
|
|
2 |
Siswa tidak bermain sendiri |
|
|
3 |
Siswa mengajukan pertanyaan kepada guru |
|
|
4 |
Siswa menjawab pertanyaan guru |
|
|
5 |
Siswa berdiskusi tentang pelajaran dengan teman |
|
|
6 |
Siswa memperhatikan penjelasan guru |
|
|
7 |
Siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran |
|
|
2. TES FORMATIF
Kisi-kisi Siklus 1
Asesmen Formatif
A. Capaian Pembelajaran :
Memahami ketentuan salat wajib secara berjama'ah
B. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat menjelaskan ketentuan shalat
C. Materi Pembelajaran
- Syarat shalat Fardhu
- Rukun Shalat Fardhu
- Hal-hal yang membatalkan shalat fardhu
D.
Kisi-kisi pada siklus I
Tujuan Pembelajaran |
Indikator |
Kelompok Berdasarkan Gaya Belajar |
Memahami ketentuan shalat fardhu |
Menyebutkan Syarat-syarat shalat fardhu |
Auditori |
Menyebutkan Rukun Shalat Fardhu |
Visual |
|
Menyebutkan Hal-hal yang membatalkan shalat |
Kinestetik |
Rubrik penilaiannya sebagai berikut:
No. |
Nama siswa |
Aspek yang dinilai |
Skor |
||
1 |
2 |
3 |
|||
1 |
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
Dst. |
|
|
|
|
|
Aspek Penilaian: 1. Kejelasan dan kedalaman informasi, skor maksimal 30 2. Keakuratan sumber yang dipakai, skor maksimal 30 3. Kejelasan dan kerapihan resume/rangkuman, skor maksimal 40 Skor Maksimal 100 |
Petunjuk penskoran:
Nilai= (Jumlah skor perolehan/ skor maksimum) Keterangan:
0-50 : Belum berkembang
50-78 : Sedang berkembang
79-89 : Berkembang
90-100 : Sangat Berkembang
Kisi-kisi pada siklus II
- Capaian Pembelajaran :
Memahami ketentuan salat wajib secara berjama'ah
B. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat menjelaskan tata cara shalat fardhu
- Peserta didik dapat menjelaskan hikmah shalat
C. Materi Pembelajaran
- Tata Cara Shalat Fardhu
- Hikmah Shalat Fardhu
D. Tes Formatif
Kisi-kisi pada siklus I1
Tujuan Pembelajaran |
Indikator |
Kelompok BerdasarkanGaya Belajar |
1. Peserta didik dapat menjelaskantata cara shalat fardhu 2. Peserta didik dapat menjelaskanhikmah shalat fardhu |
1. Menjelaskan tata cara shalat fardhu 2. Menjelaskan hikmah shalat fardhu |
Auditori |
Visual |
||
Kinestetik |
Rubrik penilaiannya sebagai berikut:
No. |
Nama siswa |
Aspek yang dinilai |
Skor |
||
1 |
2 |
3 |
|||
1 |
|
|
|
|
|
2 |
|
|
|
|
|
Dst. |
|
|
|
|
|
Aspek Penilaian: 4. Kejelasan dan kedalaman informasi, skor maksimal 30 5. Keakuratan sumber yang dipakai, skor maksimal 30 6. Kejelasan dan kerapihan resume/rangkuman, skor maksimal 40 Skor Maksimal 100 |
Petunjuk penskoran:
Nilai= (Jumlah skor perolehan/ skor maksimum) Keterangan:
0-50 : Belum berkembang
50-78 : Sedang berkembang
79-89 : Berkembang
90-100 : Sangat Berkembang
- Tes Sumatif
Tujuan Pembelajaran |
Indikator |
Skor |
|
1. Peserta didik dapat menjelaskan pengertian shalat fardhu |
1.Peserta didik dapat menjelaskan pengertian shalat Fardhu |
10 |
|
2. Peserta didik dapat menyebutkan dalil shalat Fardhu |
2. Peserta didik menyebutkan dalil Fardhu |
dapat shalat |
10 |
3. Peserta didik dapat menyebutkan syarat shalat Fardhu |
3. Peserta didik menyebutkan syarat Fardhu |
dapat shalat |
10 |
4. Peserta didik dapat menyebutkan rukun shalat fardhu |
4. Peserta didik menyebutkan rukun fardhu |
dapat shalat |
20 |
5. Peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan shalat |
5. Peserta didik menyebutkan hal-hal membatalkan shalat |
dapat yang |
10 |
6. Peserta didik dapat menyebutkan tata cara shalat fardhu |
6. Peserta didik dapat menyebutkan tata cara shalat fardhu |
20 |
|
7. Peserta didik dapat menyebutkan hikmah shalat fardhu |
7. Peserta didik menyebutkan hikmah fardhu |
dapat shalat |
10 |
Petunjuk penskoran:
Nilai= (Jumlah skor perolehan/ skor maksimum) Keterangan:
0-50 : Belum berkembang
50-78 : Sedang berkembang
79-89 : Berkembang
90-100 : Sangat Berkembang
BAB IV HASIL
PENELITIAN
A. Gambaran Singkat Setting Lokasi Penelitian
- Sejarah Singkat Berdirinya SMP Muhammadiyah 2 Puwokerto
.
SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto berdiri pada tahun 1986 dengan luas tanah 3.091,36m2 dengan luas bangunan 1.442m2 dengan banguan 2 lantai. SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto terletak di Jalan Gerilya Barat Gang II Kelurahan Tanjung, Kecamatan Purwokerto Selatan. Berdiri sejak tahun 1986. Bagian belakang SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto berbatasan dengan SMK Citra Bangsa Mandiri ( CBM ), samping kiri berbatasan dengan beberapa pemukiman penduduk, sisi kanan berbatasan dengan lapangan Desa Tanjung dan beberapa pemukiman penduduk dan dibagian depan berbatasan dengan TK Pertiwi dan SD N 3 Tanjung, dengan memiliki akses jalan keluar dan masuk hanya dari gerbang utama sehingga memudahkan pemantauan arus keluar dan masuk. SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto berada pada daerah pinggiran Ibu Kota, dengan latar belakang sosial dan budaya yang beragam, masih tingginya semangat gotong royong, kepedulian terhadap sesama, sopan santun dan kehidupan beragama yang baik. Lokasi SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto tidak berada tepat di jalan raya tapi masuk gang dan tidak terlalu jauh dari jalan raya sehingga kondisi belajar mengajar tenang, tidak terganggu kebisingan jalan raya.
2. Identitas Sekolah
Nama Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto
Tingkat / Status Sekolah : Swasta
Status Akreditasi : A
N P S N 20301884
Alamat Sekolah : Jl. Gerilya Gang II Tanjung Purwokerto Selatan
Kecamatan : Purwokerto Selatan
Kabupaten : Banyumas
Waktu Belajar : Pagi
Berdiri Sejak 1986
Nama Kepala Sekolah : Sugeng,S.Ag,M.Pd
Nama Yayasan : Muhammadiyah
Alamat : Jl. Gerilya Gg.II Tanjung Kec.Purwokerto Selatan Kab.Banyumas
3. Visi dan Misi Sekolah
VISI MISI DAN TUJUAN
A. Visi SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto
“MEWUJUDKAN PESERTA DIDIK YANG BERTAQWA, BERAKHLAK MULIA, UNGGUL DALAM PRESTASI ,KREATIF DAN BERBUDAYA LINGKUNGAN “
INDIKATOR VISI
- BERTAQWA
- Peserta didik menunjukkan sikap suka beribadah sesuai dengan agamanya,
- Melaksanakan aktivitas keagamaan
- Tertib dalam beribadah baik di rumah, sekolah dan diperjalanan
- BERAKHLAK MULIA
- Berperilaku sesuai norma-norma yang berlaku di masyarakat
- Tidak sombong
- Peduli kepada sesama dan lingkungan,
- Bersikap sopan-santun serta tolong-menolong sesuai dengan budaya luhur
- UNGGUL DALAM PRESTASI
- Pencapaian Nilai melampaui KKM/KKTP
- Unggul dalam memperoleh nilai akademik
- Unggul dalam mengikuti berbagai lomba bakat dan minat
- Memiliki sikap percaya diri, tekun dan tidak mudah menyerah
- KREATIF
- Terselenggaranya proses pembelajaran yang kreatif
- Terwujudnya pola pikir/sikap untuk mampu memodifikasi, dan mencipta cara-cara baruatau berbeda dengan yang telah ada
- Terwujudnya keingintahuan intelektual seiring perkembangan jaman
- Mendorong warga sekolah untuk berkarya dan melalui ide-ide kreatif dan produktifyang memberikan manfaat bagi diri pribadi, sekolah maupun masyarakat
- BERBUDAYA LINGKUNGAN
- Memiliki pengetahuan wawasan wiyata mandala
- Menjaga kelaestarian dan keindahan lingkungan
- Memelihara kebersihan dan kesehatan lingkungan sekolah
Misi SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto
- Mewujudkan insan yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,mempunyai kepekaan sosial yang tinggi melalui kegiatan keagamaan
- Membudayakan gerakan 5S
- Mewujudkan displin untuk warga sekolah
- Meningkatkan prestasi dibidang akademik dan non akademik
- Mengembangkan kemampuan bakat dan minat peserta didik secara optimal
- Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan melalui peningkatankeprofesian berkelanjutan
- Melaksanakan proses pembelajaran yang kreatif dan inovasi-inovasi pembelajaranberbasis IT
- Memfasilitasi dan memotivasi siswa untuk berkarya yang kreatif dan inovatif sesuaidengan perkembangan teknologi
- Membudayakan hidup bersih dan sehat
- Memaksimalkan program sekolah hijau dan berbunga
- Melengkapi sarana sekolah yang berbudaya lingkungan
- Menguasai pengetahuan wiyata mandala
B. Hasil Penelitian
- Pra-Siklus
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan di kelas VII B dengan jumlah 26 siswa putra dan putri. Penelitian ini bermaksud untuk mengetahui tingkat hasil belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam materi Fikih Shalat Fardhu.
Sebelum melaksanakan tindakan dengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Learning, peneliti mengamati kegiatan pembelajaran yang dilakukan seperti biasanya. Pada saat pembelajaran, guru menggunakan metode konvensional hanya menjelaskan materi dan siswa hanya mendengarkan. Pada saat suasana seperti ini, siswa merasa bosan dan kurang antusias dalam belajar, sehingga ada beberapa siswa yang mengalihkan perhatiannya dengan berbicara dengan teman sebangkunya, bermain sendiri, dan ramai yang dapat membuat suasana pembelajaran tidak kondusif sehingga mempengaruhi hasil belajarnya.
Setelah guru selesai menjelaskan materi, guru memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk bertanya mengenai materi yang belum dipahami. Namun siswa hanya diam dan tidak memberikan tanggapan. Kemudian guru memberikan pertanyaan kepada siswa, dan hanya satu atau
dua siswa saja yang mampu menjawab pertanyaan dari guru. Dengan kondisi kelas seperti ini, bahwa guru kurang mampu menghidupkan suasana pembelajaran di kelas sehingga pemahaman dan hasil belajar siswa terhadap materi pun sangat rendah.
Untuk selanjutnya, peneliti melakukan evaluasi pra siklus dengan memberikan lembar kerja peserta didik berupa soal tes formatif yang harus dikerjakan oleh siswa berkaitan dengan materi yang telah dibahas. Hal ini bertujuan sebagai tindakan memeriksa lapangan dengan menggunakan metode konvensional yaitu metode ceramah, yang digunakan sebagai tolak ukur
perbandingan sebelum ada tindakan kelas dengan sesudah ada tindakan kelas, yaitudengan menerapkan model pembelajaran Inquiry Learning.
Pada evaluasi pra siklus ini, peneliti belum memperoleh ketercapaian tujuan pembelajaran secara individual melalui tes individu. Adapun hasil tes yang telah dilakukan
Tabel 1
Hasil perolehan nilai siswa pada Pra siklus
No. |
Nama Siswa |
KKTP |
Skor |
Keterangan |
1. |
Abdul Aziz Al Farisqi |
79 |
85 |
Berkembang sesuai harapan |
2. |
Anabiy Restu Pernama |
79 |
68 |
Sedang berkembang |
3. |
Angga Setio Nogroho |
79 |
69 |
Sedang berkembang |
4. |
Arindra Lintang Pratiwi |
79 |
65 |
Sedang berkembang |
5. |
Brayen Rian Saputra |
79 |
62 |
Sedang berkembang |
6. |
Damar Aini |
79 |
80 |
Berkembang sesuai harapan |
7. |
Faiz Irfansyah |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
8. |
Fannia Rizky Rahmawati |
79 |
70 |
Sedang berkembang |
9. |
Fita Dwi Lestari |
79 |
68 |
Sedang berkembang |
10. |
Fitria Suci Ramadani |
79 |
62 |
Sedang berkembang |
11. |
Gagah Aditya Juliannoor |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
12. |
Indah Nuraini |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
13. |
Keyla Nur Fatin |
79 |
63 |
Sedang berkembang |
14. |
Lutfiatul Zahroh |
79 |
65 |
Sedang berkembang |
15. |
Mahira Rosiana Atsil |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
16. |
Muhamad Hafizd Choirull Annam |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
17. |
Muhammad Rafiq Muazzam |
79 |
60 |
Sedang Berkembang |
18. |
Naysila Tri Larasati |
79 |
68 |
Sedang berkembang |
19. |
Refan Ardiansah |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
20. |
Rido Aibasif |
79 |
64 |
Sedang berkembang |
21. |
Sabrina Tri Sesha |
79 |
64 |
Sedang berkembang |
22. |
Satria Arka Prasetya |
79 |
65 |
Sedang berkembang |
23. |
Sekar Kinasih |
79 |
60 |
Sedang berkembang |
24. |
Selly Baryata Putri |
79 |
82 |
Berkembang sesuai harapan |
25. |
Tri Desvika |
79 |
65 |
Belum Berkembang |
26. |
Zanuar Ilham Amanulloh |
79 |
70 |
Belum berkembang |
Jumlah |
1.715 |
|
||
Rata-rata |
65,96 |
|
Tabel 2
Presentase Hasil Belajar Peserta Didik:
Jumlah Siswa |
Keterangan |
Presentase |
3 |
Berkembang Sesuai Harapan |
7.8 % |
24 |
Belum Berkembang |
92,2 % |
Berdasarkan tes yang dilakukan pada pra siklus penelitian, dapat dilihat bahwa hasil belajar siswa yang diperoleh sangat rendah. Siswa yang mampu mencapai ketuntasan berjumlah 3 dari 26 peserta didik yang ada di kelas VII B. Itu artinya 23 anak yang memperoleh hasil belajar di bawah KKTP atau dapat dikatakan tidak tuntas. Selain itu 3 peserta didik yang mencapai tuntas memperoleh nilai yang melampaui KKTP sehingga hasil belajar yang mereka peroleh belum maksimal.
Berdasarkan hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa perlunya untuk melakukan tindakan penelitian yang bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik dan lebih melibatkan peserta didik berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan menggunakan Model Pembelajaran Inquiry Learning.
2. Siklus 1
- Perencanaan (Planning)
Berdasarkan analisis dan perumusan masalah pada bab sebelumnya Dalam perencanaan ini, hal-hal yang dilakukan ialah:
- Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Menyiapkan sumber/bahan/alat yang akan digunakan dalam kegiatan
- Menyiapkan instrument penilaian yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian
- Menyiapkan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
2. Tindakan (Action)
- Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a.
- Guru memeriksa kehadiran siswa dan menetapkan kesepakatan kelas dalam mengikuti
- Guru melakukan Asesmen Awal ( kesiapan belajar ) yaitu menanyakan kembalimateri yang sebelumnya mengenai pengertian dan dalil shalat
- Guru melakukan ice breaking dengan menyanyikan tepuk “ Sholat Fardhu”.
- Guru menyampaikan pertanyaan pemantik “
a) Sudahkah kalian melaksanakan shalat dengan tepat waktu?.
- Bolehkan kita mengerjakan shalat sebelum waktunya?.
- Guru menyampaikan manfaat, tujuan pembelajaran dan ruang lingkup materi pada hari ini yaitu mengenai ketentuan shalat fardhu (syarat, rukun dan hal- halyang membatalkan shalat).
• Kegiatan Inti
a. Observasi
- Siswa mengamati tayangan vidio tentang ketentuan shalat fardhu yakni mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat.
- Siswa membaca buku siswa/ mencari informasi tentang ketentuan shalat fardhu yakni mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan
- Siswa dapat mendengarkan penjelasan guru melalui power point tentang ketentuan Shalat Fardhu yakni mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan
b. Merumuskan masalah
- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok berdasarkan gaya belajar siswa yaitukelompok auditori, visual dan kinestetik.
- Kemudian dengan bimbingan guru siswa merumuskan masalah berdasarkantayangan, bacaan dan penjelasan guru:
- Kelompok Auditori merumuskan masalah tentang syarat shalat
- Kelompok Visual merumuskan masalah tentang syarat shalat
- Kelompok Kinestetik merumuskan masalah tentang hal- hal yang membatalkan
c. Mengajukan hipotesis
Dengan bimbingan guru perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengajukan hipotesis/ mengira-ira terhadap masalah yang telah dirumuskan yaitu:
- Kelompok Auditori mengajukan hipotesis tentang syarat shalat
- Kelompok Visual mengajukan hipotesis tentang rukun shalat fardhu.
- Kelompok kinestetik mengajukan hipotesis tentang hal-hal yang membatalkan shalat
d. Merencanakan pemecahan masalah
- Dengan bimbingan guru, siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan pemecahan masalah sesuai dengan instruksi yang telah
- Guru membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
e. Melaksanakan eksperimen
Secara berkelompok siswa berdiskusi mengerjakan tugas Ketentuan Shalat Fardhu( Syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat) dengan alat dan bahan yang telah disiapkan.
f. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
- Masing-masing siswa melakukan pengamatan tentang ketentuan shalat fardhu ( syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat)
- Kelompok Auditori :Mendengarkan dan melihat vidio yang membahas syarat- syarat shalat fardhu kemudian bersama kelompoknya mendiskusikanmateri yang terdapat dalam tayangan vidio mengenai syarat shalat fardhu.Setelah itu siswa membuat mind mapping terkait syarat shalat fardhu.
- Kelompok Visual: Melihat tayangan vidio yang membahas rukun shalat fardhu kemudian bersama kelompoknya mendiskusikan materi yang terdapat dalam tayangan vidio mengenai rukun shalat fardhu.Setelah itu siswa menempel potongan kartu yang telah disedikan guru terkait rukun shalat fardhu.
- Kelompok Kinestetik : Melihat tayangan vidio tentang hal-hal yang membatalakan shalat fardhu. .Kemudian mengisi tabel yang telah disediakan tentang hal-hal yang membatalkan shalat fardhu .
- Guru membantu mengumpulkan dan mengorganisasi
g. Analisis data
Dengan bantuan guru secara berkelompok, peserta didik merumuskan hasil diskusi tentang ketentuan shalat fardhu( syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat). Kemudian hasil rumusan kerja kelompok ditulis dikertas manila dan ditempelkan di papan panjang.
h. Penarikan kesimpulan dan penemuan
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan hasil diskusi berdasarkan data dan menemukan sendiri ketentuan shalat fardhu ( syarat, rukun dan hal- halyang membatalkan shalat).
3. Penutup
- Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai ketentuan salat fardhu.
- Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran dengan cara melakukan tanya jawab
- Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni : Kelompok yang benar dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok
- Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya,
- Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan
c. Pengamatan (Observation)
Dalam kegiatan pengamatan (Observation), peneliti mengamati tingkat keaktifan belajar siswa dengan menggunkan lembar observasi terstruktur dan memberikan tanda centang bagi siswa yang menunjukkan sikap sesuai dengan aspek yang diteliti.
Tabel 3
Adapun hasil dari pengamatan pada siklus I dapat dilihat pada tabel berikut:
Konsentrasi belajar siswa siklus 1
No |
Kompetensi yang diamati |
Jumlah siswa |
Prosentase |
1 |
Banyaknya siswa yang hadir pada saat proses pembelajarn berlangsung |
26 |
100 % |
2 |
Siswa yang memperhatikan Penjelasan guru |
24 |
92,3 % |
3 |
Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi pembelajaran |
3 |
11,53 % |
4 |
Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. |
23 |
88,46 % |
5 |
Siswa yang aktif daam mempersentasekan hasil pembelajaran kelompok |
6 |
23,07 % |
6 |
Siswa yang mengajukan pendapat |
6 |
23,07 % |
7 |
Siswa yang masih butuh bimbingan |
7 |
26,92 % |
Diperoleh data bahwa siklus I dari 26 siswa. Siswa yang hadir pada saat kegiatan pembelajaran sebanyak 100 %, yang menyimak penjelasan guru atau pengarahan guru 92,3%, yang melakukan aktifitas negatif selama proses pembelajaran (main-main, ribut, dll) mencapai 11, 5%, siswa yang aktif dalam pembelajaran 88,46%, ya mempersentaekan materi dan berbicara di depan kelas mencapai 23,07%, yang mengajukan tanggapan mencapai 23,07%, yang masih perlu bimbingan mencapai 26,9%. Pada siklus ini dilaksanakan tes formatif Siklus
- Adapun hasil analisis skor prestasi belajar setelah diterapkan model pembelajaran mencari dan menemukan (inquiry) dapat dilihat pada tabel 4 berikut :
1. Hasil belajar siswa
Tabel 4
Hasil Belajar Siswa Siklus 1
No. |
Nama Siswa |
KKTP |
Skor |
Keterangan |
1. |
Abdul Aziz Al Farisqi |
79 |
90 |
Sangat Berkembang |
2. |
Anabiy Restu Pernama |
79 |
84 |
Berkembang Sesuai Harapan |
3. |
Angga Setio Nogroho |
79 |
77 |
Sedang Berkembang |
4. |
Arindra Lintang Pratiwi |
79 |
86 |
Berkembang Sesuai Harapan |
5. |
Brayen Rian Saputra |
79 |
77 |
Sedang Berkembang |
6. |
Damar Aini |
79 |
88 |
Berkembang sesuai harapan |
7. |
Faiz Irfansyah |
79 |
82 |
Berkembang Sesuai Harapan |
8. |
Fannia Rizky Rahmawati |
79 |
77 |
Sedang berkembang |
9. |
Fita Dwi Lestari |
79 |
82 |
Berkembang Sesuai Harapan |
10. |
Fitria Suci Ramadani |
79 |
84 |
Berkembang Sesuai Harapan |
11. |
Gagah Aditya Juliannoor |
79 |
76 |
Sedang berkembang |
12. |
Indah Nuraini |
79 |
80 |
Berkembang Sesuai Harapan |
13. |
Keyla Nur Fatin |
79 |
82 |
Berkembang Sesuai Harapan |
14. |
Lutfiatul Zahroh |
79 |
86 |
Berkembang Sesuai Harapan |
15. |
Mahira Rosiana Atsil |
79 |
84 |
Berkembang Sesuai Harapan |
16. |
Muhamad Hafizd Choirull Annam |
79 |
82 |
Berkembang Sesuai Harapan |
17. |
Muhammad Rafiq Muazzam |
79 |
80 |
Berkembang Sesuai Harapan |
18. |
Naysila Tri Larasati |
79 |
76 |
Sedang berkembang |
19. |
Refan Ardiansah |
79 |
79 |
Berkembang Sesuai Harapan |
20. |
Rido Aibasif |
79 |
80 |
Berkembang Sesuai Harapan |
21. |
Sabrina Tri Sesha |
79 |
84 |
Berkembang Sesuai Harapan |
22. |
Satria Arka Prasetya |
79 |
82 |
Berkembang Sesuai Harapan |
23. |
Sekar Kinasih |
79 |
77 |
Sedang berkembang |
24. |
Selly Baryata Putri |
79 |
84 |
Berkembang sesuai harapan |
25. |
Tri Desvika |
79 |
77 |
Sedang Berkembang |
26. |
Zanuar Ilham Amanulloh |
79 |
76 |
Sedang Berkembang |
Jumlah |
2.112 |
|
||
Rata-rata |
81,23 |
|
Tabel 5
Presentase Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus 1 Sebagai Berikut:
Jumlah Siswa |
Keterangan |
Presentase |
18 |
Berkembang Sesuai Harapan |
69,23 % |
8 |
Sedang Berkembang |
30,77 % |
- Refleksi (Reflection)
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, hasil pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning sudah cukup baik dibandingkan dengan sebelumnya yang masih menggunakan metode belajar konvensional. Peserta didik sudah mampu menunjukkan konsentrasi belajar di dalam kelas, dimana masing-masing dari peserta didik mampu terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Namun, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning pada siklus I belum mendapatkan hasil maksimal karena Model Pembelajaran ini baru diterapkan pertama kalinya sehingga membutuhkan penyesuaian terhadap siswa. Selain itu, belum semua siswa menunjukkan konsentrasi belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Hasil penelitian menunjukkan, Berdasarkan hasil pengamatan konsentrasi belajar siswa dari jumlah 26 siswa di kelas VII B, siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan baik. Sedangkan hasil belajar siswa yang mencapai tuntas pada siklus I diperoleh 69,23 % atau 18 siswa.
Hambatan lain yang menjadi penyebab kurang maksimalnya pembelajaran yang dilaksanakan adalah penerapan model pembelajaran inquiry learning yang terkesan baru bagi peserta didik dan perlunya adaptasi dalam proses kegiatan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran inquiry learning tersebut, keadaan lingkungan sekolah yang dalam proses renovasi sehingga cukup mengganggu konsentrasi peserta didik dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran. Kemudian Obyek Peneilitian merupakan siswa kelas VII, dimana kelas VII merupakan peralihan dari kelas VI dimana sifat childish masih tinggi dan belum mampu berkonsentrasi dengan baik. Hal ini menyebabkan masalah dalam kelancaran penerapan model pembelajaran inquiry learning. Jadi perlunya siklusberikutnya untuk memperbaiki kekurangan dalam proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus sebelumnya demi mencapai kesempurnaan proses pembelajaran.
D. Siklus 2
- Perencanaan (Planning)
Berdasarkan analisis dan perumusan masalah pada bab sebelumnya Dalam perencanaan ini, hal-hal yang dilakukan ialah:
- Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
- Menyiapkan sumber/bahan/alat yang akan digunakan dalam
kegiatanpembelajaran.
- Menyiapkan instrument penilaian yang akan digunakan untuk mengukur pencapaian kompetensi.
- Menyiapkan Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
2. Tindakan (Action)
- Pendahuluan
- Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo’a.
- Guru memeriksa kehadiran siswa dan menetapkan kesepakatan kelas dalam mengikuti
- Guru melakukan Asesmen Awal ( kesiapan belajar ) yaitu menanyakan kembali materi yang sebelumnya mengenai ketentuan shalat fardhu ( syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat.
- Guru melakukan ice breaking dengan menyanyikan tepuk “ Jumlah shalat fardhu”.
- Guru menyampaikan pertanyaan pemantik “
a) Mengapa shalat sangant penting bagi seorang muslim?.
- Guru menyampaikan manfaat, tujuan pembelajaran dan ruang lingkup materi pada hari ini yaitu mengenai tata cara dan hikmah shalat
• Kegiatan Inti
a. Observasi
- Siswa mengamati tayangan vidio tentang tata cara dan hikmah shalat fardhu .
- Siswa membaca buku siswa/ mencari informasi tentang tata cara dan hikmah shalat fardhu.
- Siswa dapat mendengarkan penjelasan guru melalui power point tentang tata cara dan hikmah shalat fardhu
b. Merumuskan masalah
- Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok berdasarkan gaya belajar siswa yaitu kelompok auditori, visual dan
- Kemudian dengan bimbingan guru siswa merumuskan masalah berkaitan dengan tata cara dan hikmah shalat fardhu berdasarkan tayangan, bacaan dan penjelasan
c. Mengajukan hipotesis
Dengan bimbingan guru perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengajukan hipotesis/ mengira-ira terhadap masalah yang telah dirumuskan yaitu mengenai tata cara dan hikmah shalat fardhu.
d. Merencanakan pemecahan masalah
- Dengan bimbingan guru, siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan pemecahan masalah sesuai dengan instruksi
yang telah diberikan pada LKPD yaitu menyimpulkan makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat.
- Guru membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam
e. Melaksanakan eksperimen
Secara berkelompok siswa berdiskusi mengerjakan tugas untuk menyimpulkan makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat
dengan alat dan bahan yang telah disiapkan.
f. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data
Masing-masing siswa melakukan pengamatan.Guru membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data.
g. Analisis data
Dengan bantuan guru secara berkelompok, peserta didik merumuskan hasil diskusi tentang makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat Kemudian hasil rumusan kerja kelompok ditulis dikertas manila dan ditempelkan di papan panjang.
h. Penarikan kesimpulan dan penemuan
Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan hasil diskusi berdasarkan data dan menemukan sendiri makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat.
- Peserta didik mengerjakan tes sumatif dengan link yang telah dibagi guru dalam grup
4. Penutup
- Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai tata cara dan hikmah shalat fardhu.
- Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran dengan cara melakukan tanya
- Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni : Kelompok yang benar dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok.
- Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya,
- Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan
d. Pengamatan (Observation)
Dalam kegiatan pengamatan (Observation), peneliti mengamati tingkat keaktifan belajar siswa dengan menggunakan lembar observasi terstruktur dan memberikan tanda centang bagi siswa yang menunjukkan sikap sesuai dengan aspek yang diteliti.
Adapun hasil dari pengamatan pada siklus II dapat dilihat pada tabel berikut:
- Konsentrasi belajar siswa
Lembar Observasi Siswa
Tabel 6
Konsentrasi belajar siswa siklus II
No |
Kompetensi yang diamati |
Jumlah siswa |
Prosentase |
1 |
Banyaknya siswa yang hadir pada saat proses pembelajarn berlangsung |
26 |
100 % |
2 |
Siswa yang memperhatikan Penjelasan guru |
25 |
96,1 % |
3 |
Siswa yang melakukan kegiatan lain pada saat pembahasan materi pembelajaran |
2 |
7,69 % |
4 |
Siswa yang aktif dalam proses pembelajaran. |
25 |
96,1 % |
5 |
Siswa yang aktif daam mempersentasekan hasil pembelajaran kelompok |
10 |
3,86 % |
6 |
Siswa yang mengajukan pendapat |
9 |
34,61 % |
7 |
Siswa yang masih butuh bimbingan |
4 |
15,38 % |
- Hasil belajar siswa
TABEL 7
Hasil Belajar Siswa Siklus II
No. |
Nama Siswa |
KKTP |
Skor |
Keterangan |
1. |
Abdul Aziz Al Farisqi |
79 |
95 |
Sangat Berkembang |
2. |
Anabiy Restu Pernama |
79 |
90 |
Sangat Berkembang |
3. |
Angga Setio Nogroho |
79 |
78 |
Sedang Berkembang |
4. |
Arindra Lintang Pratiwi |
79 |
90 |
Sangat Berkembang |
5. |
Brayen Rian Saputra |
79 |
80 |
Berkembang Sesuai Harapan |
6. |
Damar Aini |
79 |
90 |
Sangat Berkembang |
7. |
Faiz Irfansyah |
79 |
89 |
Berkembang Sesuai Harapan |
8. |
Fannia Rizky Rahmawati |
79 |
80 |
Berkembang sesuai harapan |
9. |
Fita Dwi Lestari |
79 |
85 |
Berkembang Sesuai Harapan |
10. |
Fitria Suci Ramadani |
79 |
88 |
Berkembang Sesuai Harapan |
11. |
Gagah Aditya Juliannoor |
79 |
80 |
Berkembang sesuai harapan |
12. |
Indah Nuraini |
79 |
81 |
Berkembang Sesuai Harapan |
13. |
Keyla Nur Fatin |
79 |
86 |
Berkembang Sesuai Harapan |
14. |
Lutfiatul Zahroh |
79 |
88 |
Berkembang Sesuai Harapan |
15. |
Mahira Rosiana Atsil |
79 |
88 |
Berkembang Sesuai Harapan |
16. |
Muhamad Hafizd Choirull Annam |
79 |
86 |
Berkembang Sesuai Sangat Berkembang Harapan |
17. |
Muhammad Rafiq Muazzam |
79 |
84 |
Berkembang Sesuai Harapan |
18. |
Naysila Tri Larasati |
79 |
78 |
Sedang berkembang |
19. |
Refan Ardiansah |
79 |
82 |
Berkembang Sesuai Harapan |
20. |
Rido Aibasif |
79 |
86 |
Berkembang Sesuai Harapan |
21. |
Sabrina Tri Sesha |
79 |
88 |
Berkembang Sesuai Harapan |
22. |
Satria Arka Prasetya |
79 |
86 |
Berkembang Sesuai Harapan |
23. |
Sekar Kinasih |
79 |
80 |
Berkembang Sesuai Harapan |
24. |
Selly Baryata Putri |
79 |
90 |
Sangat Berkembang |
25. |
Tri Desvika |
79 |
79 |
Berkembang sesuai harapan |
26. |
Zanuar Ilham Amanulloh |
79 |
80 |
Berkembang sesuai harapan |
Jumlah |
2.207 |
|
||
Rata-rata |
84,88 |
|
Tabel 8
Presentase Hasil Belajar Peserta Didik Pada Siklus II
Jumlah Siswa |
Keterangan |
Presentase |
24 |
Berkembang Sesuai Harapan |
92,30 % |
2 |
Sedang Berkembang |
7,7 % |
2. Refleksi (Reflection)
Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus II, hasil pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning hambil 92,30 % siswa telah mencapai hasil belajar yang memuaskan dan berkembang sesuai dengan harapan. Peserta didik sudah lebih mampu menunjukkan konsentrasi belajar di dalam kelas, dimana masing-masing dari peserta didik terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.
Pada kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning pada siklus II sudah menunjukkan hasil maksimal dan signifikan hal ini dapat dilihat dari hasil belajar siswa yang rata-rata sudah berkembang sesuai harapan.
Hasil penelitian menunjukkan pada siklus II, Berdasarkan hasil pengamatan konsentrasi belajar siswa dari jumlah 26 siswa di kelas VII B, siswa sudah dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif dan baik. Sedangkan hasil belajar siswa yang mencapai tuntas pada siklus II diperoleh 92,30 % atau 24 siswa.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Pembelajaran PAI materi fiqih shalat fardu pada kelas VII B melalui penerapan model pembelajaran Inquiry learning di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto kabupaten Banyumas tahun 2023/2024 memberikan pengalaman yang berharga bagi siswa maupun guru, karena dapat berdampak positif pada hasil belajar siswa.
Berdasarkan hasil pembelajaran PAI Materi fiqih shalat fardhu pada kelas VIIB melalui penerapan model pembelajaran Inquiry Learning siklus I, II diperoleh hasil dalam bentuk diagram sebagai berikut:
1. Hasil Aktivitas Siswa
Peningkatan hasil aktivitas siswa siklus I dan siklus II dapat dilihat pada gambar histogram berikut:
Hasil aktivitas siswa dalam pembelajaran siklus I, II mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat pada gambar histogram di atas, hasil aktivitas siswapada siklus I mendapat nilai 69,23% dengan kriteria cukup baik sedangkan pada siklus II mendapat nilai 92,30 % dengan kriteria baik Pada proses pelaksanaan pembelajaran siklus I, hasil pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning sudah cukup baik dibandingkan dengan
sebelumnya yang masih menggunakan metode belajar konvensional. Peserta didik sudah mampu menunjukkan konsentrasi belajar di dalam kelas, dimana masing- masing dari peserta didik mampu terlibat aktif dalam proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.Namun, kegiatan pembelajaran dengan menerapkan Model Pembelajaran Inquiry Learning pada siklus I belum mendapatkan hasil maksimal karena Model Pembelajaran ini baru diterapkan pertama kalinya sehingga membutuhkan penyesuaian terhadap siswa. Selain itu, belum semua siswa menunjukkan konsentrasi belajar sesuai dengan yang diharapkan.
Pada siklus II aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran sudah lebih baik lagi. Siswa sudah merespon dengan baik pertanyaan guru, berpendapat dan memperhatikan penjelasan guru. Secara keseluruhan pembelajaran pada siklus II lebih aktif dan efektif sehingga pada siklus II menghasilkan nilai baik.
Dapat disimpulkan setelah dilakukan kegiatan pembelajaran PAI dan Budi Pekerti pada Materi Shalat Fardhu siswa kelas VII B di SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto dengan menggunakan Penerapan Model Inquiry Learning dapat meningkatan hasil belajar PAI materi shalat fardhu.
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, pada siklus I dan siklus II maka dapat disimpulkan bahwa penerapan pembelajaran inquiry dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas VII B SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto.
Pada siklus I yang tuntas 18 siswa 69,23% dengan nilai rata-rata hasil yang diperoleh sebesar 81,23 dan pada siklus II meningkat 24 siswa atau 92,30 % dengan nilai rata-rata sebesar 84,88. Penerapan pembelajaran inquiry dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar, ini terlihat dari antusias siswa belajar, keaktifan siswa dalam mencari masalah dan proses sosialisasi diantara siswa-siswi berjalan dengan lancar.
B. Saran-Saran
Saran yang dapat penulis kemukakan sehubungan dengan hasil penelitian ini adalah sebagau berikut:
- Sebaiknya untuk penerapan pembelajaran inquiry dalam pembelajaran fiqih guru bisa menyesuaikan materi pelajaran yang cocok sehingga siswa tidak merasa bosan dan jenuh karena model pembelajaran semakin bervariasi.
- Guru sebaiknya memberikan kesempatan dan kebebasan kepada siswa untuk bereksperesi dan berkreasi dalam proses
- Diharapkan kepada tenaga-tenaga pengajar bidang studi khususnya Pendidikan Agama Islam untuk menerapkan model pembelajaran yang tepat dalam mengajar yang setiap pokok bahasan agar tujuan pembelajaran dapat tercapai.
DAFTAR PUSTAKA
Al qur’an Al karim
- M, Sardiman. 2001. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.
Jakarta:PT.RajaGrafindo Persada.
Arikunto, Suharsimi Dasar – Dasar Evaluasi Pendidikan Evaluasi Pendidikan.
Edisi. Revisi, Cetakan kesebelas, (Jakarta : Bumi Aksara 2011
Pribad A Benny. Model Desain Sistem Pembelajaran. Jakarta: PT Dian. Rakyat.
- BSNP (Badan Standar Nasional Pendidikan). (2006
Daradjat, Zakiah Ilmu Pendidikan Islam, Jakarta: PT. Bumi Aksara 2008
----------,,Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: BumiAksara.2009
Departemen Agama RI. Al-Qur'an dan Terjemahannya Juz 1- 30.
Surabaya:MEKAR.2004.
Dimyati dan Mudjiono. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: PT RinekaCipta.2006.
Diyanti Asmayanti, Model pembelajaran inquiry dan Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak MTs Negeri Tebing (Skripsi, Universitas Islam Negeri Raden Fatah Palembang, 2016)
Ghony, Djunaidi.Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif.
Malang: UIN Press.2009.
W .Gulo. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Gramedia Widiasarana Indonesia.
Hadi, Sutrisno. Metodologi Research Jilid III. Yogyakarta: Andi Offset.
2007
Munawar Rahmat, Penerapan Model Inkuiri Dalam Pembelajaran PAI Untuk Meningkatkan Keaktifan Belajar Siswa (Skripsi, Universitas
Islam NegeriAlauddin Makassar, 2018
Majid, Abdul. 2007. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan StandarKompetensiGuru. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Muhaimin. 2004. Paradigma Pendidikan Islam: Upaya MengefektifkanPendidikan AgamaIslam di Sekolah. Bandung: PTRemaja Rosdakarya.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran.Bandung: PT. RemajaRosdakarya.2002.
Sagala Syaifu. Konsep dan Makna Pembelajaran. (Bandung : CV. ALFABETA 2009
Sanjaya.Wina. Strategi Pembelajaran: Berorientasi StandarProsesPendidikan. Jakarta: Kencana.2007.
Sudjana, Nana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar.
Bandung:PT.RemajaRosdakarya.2007.
---------,,Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.2007. Trianto, 2002.
Model-model Pembelajaran Inovatif BerorientasiKonstruktivistik. Jakarta: PT. Bumi Aksara
Syaiful, Sagala. 2005 . Konsep dan Makna Pembelajaran . Bandung:Penerbit Alfabeta
LAMPIRAN-LAMPIRAN
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM MERDEKA
- Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto
2. Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ( FIQIH ) FASE D
- Tahun Pelajaran : 2023/2024
4. Penyusun : Kurnia Widiasih,S.Pd.I
- Kelas/Semester : VII / 1
6. Materi Pokok : Shalat Fardhu
- Alokasi Waktu : ( 2 X 40 Menit) 1x Pertemuan
A. Tujuan Pembelajaran |
7.4. |
Peserta didik dapat menjelaskan ketentuan shalat fardhu. |
B. Indikator Pembelajaran |
7.4.1 |
Peserta didik dapat Menyebutkan syarat-syarat shalat fardhu |
|
7.4.2 |
Peserta didik dapat menyebutkan rukun shalat fardhu |
|
7.4.3 |
Peserta didik dapat menyebutkan hal-hal yang membatalkan |
|
|
shalat |
C. Kompetensi Awal |
|
Peserta didik dapat memahami pengertian dan dalil yang |
|
|
berkaitan dengan shalat fardhu. |
D. Profil Pelajar Pancasila |
|
Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan |
|
|
Berakhlak Mulia, Bernalar Kritis |
E. Target Peserta Didik |
1. |
Peserta didik reguler/ umum : Tidak ada kesulitan dalam |
|
|
mencerna dan memahami materi ajar |
|
2 |
Peserta didik dengan pencapaian tinggi: Mencerna dan |
|
|
memahami dengan cepat, mampu mencapai ketrampilan |
|
|
berfikir tinggi, dan memiliki ketrampilan memimpin. |
F. Pemahaman Bermakna |
|
Meningkatkan kemampuan siswa dalam menyebutkan |
|
|
syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat. |
G. Pertanyaan Pemantik |
|
Sudahkah kalian melaksanakan shalat dengan tepat waktu ? |
|
|
Bolehkan kita mengerjakan shalat sebelum waktunya? |
H. Metode Pembelajaran |
|
|
Pendekatan |
|
Scientific |
Model Pembelajaran |
|
Pembelajaran Berbasis Penemuan (Inquiry) |
I. Media dan Bahan |
1. |
Video Pembelajaran tentang ketentuan shalat fardhu |
|
2. |
Power Point materi ketentuan shalat fardhu |
|
3. |
Laptop |
|
4. |
Papan tulis |
|
5. |
Kertas Asturo warna |
|
6. |
Format mind map berkaitan dengan ketentuan shalat fardhu |
|
7. |
Potongan kartu berkaitan dengan ketentuan shalat fardhu |
|
8. |
Spidol |
|
9. |
Lakban |
|
10. |
Lem |
J. Sumber Belajar |
1. |
LPMQ. 2019. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: |
|
|
Kementerian Agama RI |
- Adijaya,Hamida.dan Abdullah M, Pendidikan Fikih SMP Muhammadiyah Kelas VII, Yogyakarta; Gramasurya,
- Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati. PAI dan Budi Pekerti Kelas 7. Jakarta: Kemdikbud RI
- Kurnia 2023. Pembelajaran PAI materi Shalat Fardhu dalam Kurnia Widiasih Channel https://youtu.be/HKPL6zhyFA8
- Hanum Chanel .Pengertian Shalat Fardhu https://www.youtube.com/watch?v=UTdosx4m0-g
- Glosarium 1. Saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah data, kemudian mengkomunikasikan.
- Inquiry learning adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis , analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
L.Langkah-Langkah Pembelajaran :
Kegiatan |
Deskripsi Kegiatan |
Alokasi Waktu |
PENDAHULUAN |
1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo?a. 2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menetapkan kesepakatan kelas dalam mengikuti pembelajaran. 3. Guru melakukan Asesmen Awal ( kesiapan belajar ) yaitu menanyakan kembali materi yang sebelumnya mengenai pengertian dan dalil shalat fardhu. 4. Guru melakukan ice breaking dengan menyanyikan tepuk “ Sholat Fardhu”. 5. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik “ a) Sudahkah kalian melaksanakan shalat dengan tepat waktu?. b) Bolehkan kita mengerjakan shalat sebelum waktunya?. 6. Guru menyampaikan manfaat, tujuan pembelajaran dan ruang lingkup materi pada hari ini yaitu mengenai ketentuan shalat fardhu (syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat). |
10 menit |
KEGIATAN INTI |
a. Observasi 1. Siswa mengamati tayangan vidio tentang ketentuan shalat fardhu yakni mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat. 2. Siswa membaca buku siswa/ mencari |
60 menit |
|
informasi tentang ketentuan shalat fardhu yakni mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat. 3. Siswa dapat mendengarkan penjelasan guru melalui power point tentang ketentuan Shalat Fardhu yakni mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat. b. Merumuskan masalah 1) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok berdasarkan gaya belajar siswa yaitu kelompok auditori, visual dan kinestetik. 2) Kemudian dengan bimbingan guru siswa merumuskan masalah berdasarkan tayangan, bacaan dan penjelasan guru: a) Kelompok Auditori merumuskan masalah tentang syarat shalat fardhu. b) Kelompok Visual merumuskan masalah tentang syarat shalat fardhu. c) Kelompok Kinestetik merumuskan masalah tentang hal-hal yang membatalkan shalat. c. Mengajukan hipotesis Dengan bimbingan guru perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengajukan hipotesis/ mengira-ira terhadap masalah yang telah dirumuskan yaitu: 1. Kelompok Auditori mengajukan hipotesis tentang syarat shalat fardhu. 2. Kelompok Visual mengajukan hipotesis tentang rukun shalat fardhu. 3. Kelompok kinestetik mengajukan hipotesis tentang hal-hal yang membatalkan shalat d. Merencanakan pemecahan masalah 1) Dengan bimbingan guru, siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan pemecahan masalah sesuai dengan instruksi yang telah diberikan. 2) Guru membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran.
e. Melaksanakan eksperimen Secara berkelompok siswa berdiskusi mengerjakan tugas Ketentuan Shalat Fardhu( Syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat) dengan alat dan bahan yang telah disiapkan.
f. Melakukan pengamatan dan pengumpulan |
|
|
data 1. Masing-masing siswa melakukan pengamatan tentang ketentuan shalat fardhu ( syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat) a) Kelompok Auditori :Mendengarkan dan melihat vidio yang membahas syarat- syarat shalat fardhu kemudian bersama kelompoknya mendiskusikan materi yang terdapat dalam tayangan vidio mengenai syarat shalat fardhu.Setelah itu siswa membuat mind mapping terkait syarat shalat fardhu. b) Kelompok Visual: Melihat tayangan vidio yang membahas rukun shalat fardhu kemudian bersama kelompoknya mendiskusikan materi yang terdapat dalam tayangan vidio mengenai rukun shalat fardhu.Setelah itu siswa menempel potongan kartu yang telah disedikan guru terkait rukun shalat fardhu. c) Kelompok Kinestetik : Melihat tayangan vidio tentang hal-hal yang membatalakan shalat fardhu. .Kemudian mengisi tabel yang telah disediakan tentang hal-hal yang membatalkan shalat fardhu . 2. Guru membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data. g. Analisis data Dengan bantuan guru secara berkelompok, peserta didik merumuskan hasil diskusi tentang ketentuan shalat fardhu( syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat). Kemudian hasil rumusan kerja kelompok ditulis dikertas manila dan ditempelkan di papan panjang.
h. Penarikan kesimpulan dan penemuan Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan hasil diskusi berdasarkan data dan menemukan sendiri ketentuan shalat fardhu ( syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat). |
|
PENUTUP |
a. Penutup (10 menit) 1) Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai ketentuan salat fardhu. |
10 menit |
|
2) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran dengan cara melakukan tanya jawab 3) Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni : Kelompok yang benar dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok 4) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, 5) Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa. |
|
Mengetahui Kepala Sekolah
H.Sugeng,S.Ag,M.Pd
Purwokerto, 1 Agusuts 2023 Guru PAI
Kurnia Widiasih,S.Pd.I
Asesmen Formatif
Lembar Kerja
KETENTUAN SHALAT FARDHU
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam ( FIQIH)
Kelas/ Semester : VII/ Gasal
PETUNJUK!
Perhatikan petunjuk dibawah ini!
- Petunjuk dapat dibuka pada link: https://tinyurl.com/LKPDFIKIH7B
- Kelompok dibagi menjadi 3 yakni :
- Kelompok Auditori :Mendengarkan dan melihat vidio yang membahas syarat- syarat shalat fardhu kemudian bersama kelompoknya mendiskusikan materi yang terdapat dalam tayangan vidio mengenai syarat shalat fardhu.Setelah itu siswa membuat mind mapping terkait syarat shalat
- Kelompok Visual: Melihat tayangan vidio yang membahas rukun shalat fardhu kemudian bersama kelompoknya mendiskusikan materi yang terdapat dalam tayangan vidio mengenai rukun shalat fardhu.Setelah itu siswa menempel potongan kartu yang telah disedikan guru terkait rukun shalat
- Melihat tayangan vidio tentang hal-hal yang membatalakan shalat fardhu.Kemudian mengisi tabel yang telah disediakan tentang hal-hal yang membatalkan shalat
- Buka link materi : https://youtu.be/HKPL6zhyFA8
- Diskusikan bersama teman
- Foto hasil diskusi kemudian kirim ke link berikut: https://tinyurl.com/LKPDFIKIH7B
Waktu : 2 x 40 Menit
A. Capaian Pembelajaran :
Memahami ketentuan salat wajib secara berjama'ah
B. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat menjelaskan ketentuan shalat fardhu dengan
C. Materi Pembelajaran
- Syarat-syarat shalat fardhu
- Rukun Shalat Fardhu
- Hal-hal yang membatalkan shalat fardhu
D. Sumber Belajar Peserta Didik
- 2019. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama RI
- Adijaya,Hamida.dan Abdullah M, Pendidikan Fikih SMP Muhammadiyah Kelas VII, Yogyakarta; Gramasurya, 2018
- Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati. PAI dan Budi Pekerti Kelas 7. Jakarta: Kemdikbud RI
- Kurnia Widiasih. 2023. Pembelajaran PAI materi Shalat Fardhu dalam Kurnia Widiasih Channel https://youtu.be/HKPL6zhyFA8
- Hanum Chanel .Pengertian Shalat Fardhu https://www.youtube.com/watch?v=UTdosx4m0-g
FORMAT TUGAS KELOMPOK AUDITORI
NAMA KELOMPOK :
ANGGOTA :
SUB POKOK BAHASAN :
FORMAT TUGAS KELOMPOK VISUAL
NAMA KELOMPOK :
ANGGOTA :
SUB POKOK BAHASAN :
URUTKAN POTONGAN KARTU MENGENAI RUKUN SHALAT FARDHU SECARA BENAR !
SALAM |
TERTIB |
BERDIRI BILA MAMPU |
MEMBACA SHALAWAT ATAS NABI MUHAMMAD
SAW |
MEMBACA AL FATIHAH |
MEMBACA BACAAN TASYAHUD AKHIR |
SUJUD DUA KALI DENGAN TUMA?NINAH |
DUDUK TASYAHUD AKHIR DENGAN TUMA?NINAH |
TAKBIRATUL IKHRAM |
DUDUK DIANTARA 2 SUJUD DENGAN TUMANINAH |
I?TIDAL |
NIAT |
RUKUK DENGAN TUMANINAH |
|
FORMAT TUGAS KELOMPOK KINESTETIK
NAMA KELOMPOK :
NAMA ANGGOTA : SUB POKOK BAHASAN :
HAL -HAL YANG MEMBATALKAN SHALAT
Rubrik penilaiannya sebagai berikut:
No. |
Nama siswa |
Aspek yang dinilai |
Skor |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
||||
1. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
|
|
|
|
|
|
|
Dst. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Aspek Penilaian: 1. Kejelasan dan kedalaman informasi, skor maksimal 3 2. Keakuratan sumber yang dipakai, skor maksimal 3 3. Kejelasan ,kerapihan tugas,skor maksimal 2 4. Keaktifan dalam berdiskusi, skor maksimal 2 Skor Maksimal 10 |
||||||
Petunjuk penskoran:
Nilai= (skor perolehan/ skor maksimum)x100 Keterangan:
0-10 |
: Kurang Baik |
21-30 |
: Baik |
11-20 |
: Sedang |
31-40 |
: Sangat Baik |
Materi pengayaan:
Buatlah Mind Mapping menggunakan canva mengenai syarat, rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat. Kemudian tugas dikirim melalui link: https://tinyurl.com/LKPDFIQIHKLSVII
1. LEMBAR MATERI
Adapun yang menjadi syarat wajib shalat adalah :
- Islam
- Berakal sehat
- Baligh/Dewasa
- Telah tiba waktunya
- Suci dari hadas dan najis
Rukun Shalat Fardhu
Rukun shalat adalah segala sesuatu yang harus dikerjakan dalam shalat.Jika salah satu rukun ditinggalkan, maka shalat kita tidak sah atau batal.Adapun yang termasuk dalam rukun shalat fardhu adalah :
- Niat dalam hati
- Berdiri bagi yang mampu
- Takbiratul ikhram, yaitu mengucap lafadz „Allahu Akbar”
- Membaca surat Al Fatihah
- Rukuk dengan tuma?ninah
- Bangkit dari rukuk ( i?tidal)
- Sujud dua kali dengan tu?maninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tu?maninah
- Duduk tasyahud akhir dengan tu?maninah
- Membaca bacaan tasyahud akhir
- Membaca Shalawat atas nabi Muhammad
- Salam
- Tertib
Hal-hal yang membatalkan Shalat
Dalam melaksanakan shalat, harus diperhatikan dan diketahui tentang apa saja yang dapat membatalakannya, Agar shalat kita tetap terjaga dan tetap sah.Hal-hal yang membatalkan shalat yaitu:
- Meninggalkan slah satu rukun shalat
- Makan dan minum ketika shalat
- Sengaja berbicara yang tidak ada kaitannya dengan shalat
- Tertawa ketika
- Mengeluarkan sesuatu dari qubul/
- Melakukan banyak gerakan(Selain gerakan shalat)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
KURIKULUM MERDEKA
1. Sekolah : SMP Muhammadiyah 2 Purwokerto
- Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti ( FIQIH ) FASE D
3. Tahun Pelajaran : 2023/2024
- Penyusun : Kurnia Widiasih,S.Pd.I
5. Kelas/Semester : VII / 1
- Materi Pokok : Shalat Fardhu
7. Alokasi Waktu : ( 2 X 40 Menit) 1x Pertemuan
- Tujuan Pembelajaran 5.
7.6
Peserta didik dapat menjelaskan Tata Cara Shalat Fardhu. Peserta didik dapat menyebutkan hikmah Shalat fardhu dengan benar.
- Indikator Pembelajaran 5.1 Peserta didik dapat menjelaskan tata cara shalat fardhu dengan tepat
7.6.2 Peserta didik dapat menyebutkan hikmah shalat fardhu dengan benar
- Kompetensi Awal Peserta didik dapat menyebutkan ketentuan shalat fardhu (
syarat,rukun dan hal-hal yang membatalkan shalat).
- Profil Pelajar Pancasila Beriman, Bertakwa Kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
Berakhlak Mulia, Bernalar Kritis
- Target Peserta Didik Peserta didik reguler/ umum : Tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar
2 Peserta didik dengan pencapaian tinggi: Mencerna dan memahami dengan cepat, mampu mencapai ketrampilan berfikir tinggi, dan memiliki ketrampilan memimpin.
- Pemahaman Bermakna Meningkatkan kemampuan siswa dalam Menjelaskan tata
cara shalat fardhu dan menyebutkan hikmah shalat fardhu.
G. Pertanyaan Pemantik
- Metode Pembelajaran
Pendekatan Scientific
Model Pembelajaran Pembelajaran Berbasis Penemuan (Inquiry)
- Media dan Bahan Video Pembelajaran tentang ketentuan shalat fardhu
- Power Point materi ketentuan shalat fardhu
- Laptop
- Papan tulis
- Kertas Asturo warna
- Format mind map berkaitan dengan ketentuan shalat fardhu
- Potongan kartu berkaitan dengan ketentuan shalat fardhu
- Spidol
- Lakban
- Lem
- Sumber Belajar LPMQ. 2019. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta:
Kementerian Agama RI
- Adijaya,Hamida.dan Abdullah M, Pendidikan Fikih SMP Muhammadiyah Kelas VII, Yogyakarta; Gramasurya,
- Rudi Ahmad Suryadi dan Sumiyati. PAI dan Budi Pekerti Kelas 7. Jakarta: Kemdikbud RI
- Kurnia 2023. Pembelajaran PAI materi Shalat Fardhu dalam Kurnia Widiasih Channel https://youtu.be/HKPL6zhyFA8
Irham Shidiq,Ch cht
- Glosarium Saintifik adalah model pembelajaran yang menggunakan
kaidah-kaidah keilmuan yang memuat serangkaian aktivitas pengumpulan data melalui observasi, menanya, eksperimen, mengolah data, kemudian mengkomunikasikan.
- Inquiry learning adalah suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis , analitis sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri.
L. Langkah-Langkah Pembelajaran :
Kegiatan |
Deskripsi Kegiatan |
Alokasi Waktu |
PENDAHULUAN |
1. Guru mengucapkan salam dan mengajak siswa untuk berdo?a. 2. Guru memeriksa kehadiran siswa dan menetapkan kesepakatan kelas dalam mengikuti pembelajaran. 3. Guru melakukan Asesmen Awal ( kesiapan belajar ) yaitu menanyakan kembali materi yang sebelumnya mengenai ketentuan shalat fardhu 4. Guru melakukan ice breaking dengan menyanyikan tepuk “ Jumlah Sholat Fardhu”. 5. Guru menyampaikan pertanyaan pemantik “ Mengapa Shalat sangat penting bagi seorang muslim? 6. Guru menyampaikan manfaat, tujuan |
10 menit |
|
pembelajaran dan ruang lingkup materi pada hari ini yaitu mengenai tata cara dan hikmah shalat fardhu |
|
KEGIATAN INTI |
a. Observasi 1. Siswa mengamati tayangan vidio tentang tata cara dan hikmah shalat fardhu . 2. Siswa membaca buku siswa/ mencari informasi tentang tata cara dan hikmah shalat fardhu. 3. Siswa dapat mendengarkan penjelasan guru melalui power point tentang tata cara dan hikmah shalat fardhu b. Merumuskan masalah 1) Guru membagi siswa menjadi 3 kelompok berdasarkan gaya belajar siswa yaitu kelompok auditori, visual dan kinestetik. 2) Kemudian dengan bimbingan guru siswa merumuskan masalah berkaitan dengan tata cara dan hikmah shalat fardhu berdasarkan tayangan, bacaan dan penjelasan guru. c. Mengajukan hipotesis Dengan bimbingan guru perwakilan dari masing-masing kelompok untuk mengajukan hipotesis/ mengira-ira terhadap masalah yang telah dirumuskan yaitu mengenai tata cara dan hikmah shalat fardhu. d. Merencanakan pemecahan masalah 1) Dengan bimbingan guru, siswa berdiskusi bersama kelompoknya untuk merencanakan pemecahan masalah sesuai dengan instruksi yang telah diberikan pada LKPD yaitu menyimpulkan makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat. 2) Guru membantu menyiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam pembelajaran. e. Melaksanakan eksperimen Secara berkelompok siswa berdiskusi mengerjakan tugas untuk menyimpulkan makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat dengan alat dan bahan yang telah disiapkan. f. Melakukan pengamatan dan pengumpulan data a) Masing-masing siswa melakukan pengamatan. |
60 menit |
|
b) Guru membantu mengumpulkan dan mengorganisasi data. g. Analisis data Dengan bantuan guru secara berkelompok, peserta didik merumuskan hasil diskusi tentang makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat Kemudian hasil rumusan kerja kelompok ditulis dikertas manila dan ditempelkan di papan panjang. h. Penarikan kesimpulan dan penemuan Guru membimbing siswa mengambil kesimpulan hasil diskusi berdasarkan data dan menemukan sendiri makna gambar dari gerakan shalat dengan tepat.
i. Peserta didik mengerjakan tes sumatif dengan link yang telah dibagi guru dalam grup whatshapp. |
|
PENUTUP |
a. Penutup (10 menit) 1) Guru memfasilitasi peserta didik membuat butir-butir simpulan mengenai tata cara dan hikmah shalat fardhu 2) Guru bersama-sama peserta didik melakukan identifikasi kelebihan dan kekurangan kegiatan pembelajaran dengan cara melakukan tanya jawab 3) Guru memberi umpan balik peserta didik dalam proses dan hasil pembelajaran dengan cara memberikan reward kepada kelompok “terbaik”, yakni : Kelompok yang benar dalam mempresentasikan hasil diskusi kelompok 4) Guru memberitahukan kegiatan belajar yang akan dikerjakan pada pertemuan berikutnya, 5) Guru bersama peserta didik menutup pembelajaran dengan berdoa. |
10 menit |
Mengetahui Kepala Sekolah
H.Sugeng,S.Ag,M.Pd
Purwokerto, 10 Agusuts 2023 Guru PAI
Kurnia Widiasih,S.Pd.I
Asesmen Formatif
Lembar Kerja
TATA CARA DAN
HIKMAH SHALAT FARDHU
Mata Pelajaran : Pendidikan Agama Islam ( FIQIH)
Kelas/ Semester : VII/ Gasal
Waktu : 2 x 40 Menit
A. Capaian Pembelajaran :
Memahami ketentuan salat wajib secara berjama'ah
B. Tujuan Pembelajaran
- Peserta didik dapat menjelaskan tata cara shalat fardhu dengan
- Peserta didik dapat menyebutkan hikmah shalat fardhu dengan benar.
C. Materi Pembelajaran
- Tata cara shalat fardhu
- Hikmah Shalat Fardhu
D. Sumber Belajar Peserta Didik
- 2019. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Jakarta: Kementerian Agama RI
- Adijaya,Hamida.dan Abdullah M, Pendidikan Fikih SMP Muhammadiyah Kelas VII, Yogyakarta; Gramasurya, 2018
- Rudi Ahmad Suryadi dan 2020. PAI dan Budi Pekerti Kelas 7. Jakarta: Kemdikbud RI
- Kurnia Widiasih. 2023. Pembelajaran PAI materi Shalat Fardhu dalam Kurnia Widiasih Channel https://youtu.be/HKPL6zhyFA8
- Irham Shidiq,Ch cht https://www.youtube.com/watch?v=lSf80MZKqQo
1. Tes Formatif ( Diskusi Kelompok)
Perhatikan gambar dibawah ini :
Gambar |
Simpulkan makna gambar disamping dengan tepat |
|
|
|
|
Rubrik penilaiannya sebagai berikut:
No. |
Nama siswa |
Aspek yang dinilai |
Skor |
||||
1 |
2 |
3 |
4 |
||||
1. |
|
|
|
|
|
|
|
2. |
|
|
|
|
|
|
|
3. |
|
|
|
|
|
|
|
Dst. |
|
|
|
|
|
|
|
|
Aspek Penilaian: 1. Kejelasan dan kedalaman informasi, skor maksimal 3 2. Keakuratan sumber yang dipakai, skor maksimal 3 3. Kejelasan ,kerapihan tugas,skor maksimal 2 4. Keaktifan dalam berdiskusi, skor maksimal 2 Skor Maksimal 10 |
||||||
Petunjuk penskoran:
Nilai= (skor perolehan/ skor maksimum)x100 Keterangan:
0-10 |
: Kurang Baik |
21-30 |
: Baik |
11-20 |
: Sedang |
31-40 |
: Sangat Baik |
2. Tes Sumatif Petunjuk :
- Bukalah link soal berikut yang telah dishare pada grup whatshapp kelas 7b:https://tinyurl.com/SUMATIF-PAI-7B.
- Kerjakan di awali dengan bacaan
- Kerjakan dengan jujur dan penuh percaya
Materi pengayaan:
Buatlah Vidio canva mengenai Tata cara shalat fardhu. Kemudian tugas dikirim melalui link: https://tinyurl.com/LKPDFIQIHKLSVII
1. LEMBAR MATERI
TATA CARA SHALAT FARDHU :
- Berdiri tegak
Hal ini hukumnya wajib bagi yang mampu berdiri sambil niat ikhlas karena Allah.
- Takbiratul Ikhram , sambil membaca lafadz “ALLAHU AKBAR” dilanjutkan dengan meletakkan tanagn kanan
diatas punggung telapak tangan kiri dan lengan diatas dada dilanutkan membaca do?a iftitah.
- Membaca surat alfatihah
- Ruku dengan tumaninah
- Bangkit dari rukuk ( i?tidal)
- Sujud dua kali dengan tu?maninah
- Duduk diantara dua sujud dengan tu?maninah
- Duduk tasyahud akhir dengan tu?maninah
- Membaca bacaan tasyahud akhir
- Membaca Shalawat atas nabi Muhammad
- Membaca salam
Hikmah Shalat
Selain akan mendapatkan keberuntungan, orang yang mendirikan shalat lima waktu akan mendapatkan hikmah yang akan ia peroleh, diantaranya adalah .
- Mendekatkan diri dengan Allah
- Menjaga kesadaran dan pengendalian diri
- Mencegah perbuatan keji dan munkar
- Menanamkan disiplin diri terhadap waktu